Pemerintah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur mengembangkan budidaya ikan kerapu dengan sistem Kolam Bundar Dengan RAS Air Laut Buatan Sebagai Media (Kolbun Salim) dengan memberikan bimbingan teknis kepada para pembudidaya ikan di kabupaten setempat.
"Kegiatan itu bertujuan untuk memberikan sosialisasi tentang metode budidaya ikan kerapu di kolam terpal sistem Kolbun Salim," kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Wahid Noor Aziz dalam keterangan tertulis yang diterima di kabupaten setempat, Kamis.
Kegiatan bimbingan teknis budidaya ikan itu diikuti oleh 30 orang peserta terdiri dari kelompok dan pembudidaya ikan dari Desa Gili Ketapang di Kecamatan Sumberasih dengan pelatihan digelar di UPT Pengembangan Budidaya Air Tawar/Payau Desa Pabean, Kecamatan Dringu.
"Para narasumber juga melatih dan memberikan pemahaman pada kelompok budidaya tentang teknik budidaya ikan kerapu di kolam bundar,” tuturnya.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari mengatakan Pulau Gili Ketapang merupakan salah satu desa kepulauan di Kabupaten Probolinggo dengan potensi perikanan yang sangat besar dan hampir seluruh masyarakat di sana sebagai nelayan.
"Pada tahun 2012 Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil menyerahkan paket bantuan Keramba Jaring Apung (KJA) Akuatek Oktagonal untuk diversifikasi usaha bagi nelayan, namun belum bisa dimanfaatkan secara optimal karena teknik budidaya belum dikuasai," katanya.
Pada tahun 2015 ada bantuan dari Dinas Perikanan Provinsi Jawa Timur 1 unit KJA bambu dan sejak itu budidaya ikan kerapu di Pulau Gili Ketapang berkembang dengan sangat pesat, sehingga saat ini terdapat 190 pelaku budidaya kerapu dan jumlah KJA mencapai 250 unit.
Hasyim mengatakan pesatnya perkembangan budidaya ikan kerapu itu juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan perairan sehingga produktifitas juga menurun.
"Untuk mengantisipasi kemungkinan bangkrutnya usaha ikan kerapu di KJA, maka Dinas Perikanan mempunyai inovasi yang diharapkan menjadi solusi dari permasalahan budidaya di Pulau Gili Ketapang," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Kegiatan itu bertujuan untuk memberikan sosialisasi tentang metode budidaya ikan kerapu di kolam terpal sistem Kolbun Salim," kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Wahid Noor Aziz dalam keterangan tertulis yang diterima di kabupaten setempat, Kamis.
Kegiatan bimbingan teknis budidaya ikan itu diikuti oleh 30 orang peserta terdiri dari kelompok dan pembudidaya ikan dari Desa Gili Ketapang di Kecamatan Sumberasih dengan pelatihan digelar di UPT Pengembangan Budidaya Air Tawar/Payau Desa Pabean, Kecamatan Dringu.
"Para narasumber juga melatih dan memberikan pemahaman pada kelompok budidaya tentang teknik budidaya ikan kerapu di kolam bundar,” tuturnya.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari mengatakan Pulau Gili Ketapang merupakan salah satu desa kepulauan di Kabupaten Probolinggo dengan potensi perikanan yang sangat besar dan hampir seluruh masyarakat di sana sebagai nelayan.
"Pada tahun 2012 Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil menyerahkan paket bantuan Keramba Jaring Apung (KJA) Akuatek Oktagonal untuk diversifikasi usaha bagi nelayan, namun belum bisa dimanfaatkan secara optimal karena teknik budidaya belum dikuasai," katanya.
Pada tahun 2015 ada bantuan dari Dinas Perikanan Provinsi Jawa Timur 1 unit KJA bambu dan sejak itu budidaya ikan kerapu di Pulau Gili Ketapang berkembang dengan sangat pesat, sehingga saat ini terdapat 190 pelaku budidaya kerapu dan jumlah KJA mencapai 250 unit.
Hasyim mengatakan pesatnya perkembangan budidaya ikan kerapu itu juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan perairan sehingga produktifitas juga menurun.
"Untuk mengantisipasi kemungkinan bangkrutnya usaha ikan kerapu di KJA, maka Dinas Perikanan mempunyai inovasi yang diharapkan menjadi solusi dari permasalahan budidaya di Pulau Gili Ketapang," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023