Pengamat ekonomi yang juga mantan Menteri BUMN Laksamana Sukardi mengatakan Indonesia yang akan mendapatkan peluang bonus demografi harus mampu menjadikannya sebagai momentum untuk mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) produktif-nya sebagai aset negara.

Menurut Laksamana dalam keterangannya di terima di Surabaya, Sabtu, di dunia ini baik negara kaya, negara miskin, maupun negara berpenghasilan menengah atau atas, tidak sepenuhnya tergantung pada sumber daya alamnya, melainkan kepada sumber daya manusianya.

"Yang menjadi sumber adalah manusia. Nah manusia itu ada yang berdaya dan tidak berdaya," ucapnya.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya SDM yang produktif dan berdaya. Apalagi pada 2030, lanjutnya, Indonesia akan masuk masa bonus demografi.

Usia manusia produktif, yang berumur 16 - 64 tahun lebih banyak daripada yang berusia 65 tahun ke atas.

"Tapi kalau tidak produktif, itu akan jadi beban negara, bukan aset negara," ujarnya.

Ia mengatakan, Indonesia jangan sampai terjebak pada keadaan sulit yang membuat negara tidak bisa berkembang yakni fenomena salah kaprah, salah asuh, salah lihat, salah tafsir, dan salah tata kelola.

Selain itu, ia menyarankan agar Indonesia senantiasa berupaya meningkatkan produktivitas bangsa Indonesia yang saat ini baru di level 0,5 dari skala 0 sampai 1. Sementara Korea, Taiwan, dan Singapura, telah berada di level 0,8.

Menurut dia, hal itu bukan berarti kualitas SDM di Indonesia yang rendah namun masih perlunya perbaikan sistem yang memungkinkan optimalisasi kualitas dan kompetensi SDM.

"Jadi salah asuh ini bisa membuat produktivitas bangsa kita belum naik levelnya," kata Laksamana.

Lebih lanjut ke depan, perlu penanganan persoalan hukum dengan transparansi yang lebih baik sehingga mekanisme keadilan yang setara berlaku bagi seluruh masyarakat tanpa tebang pilih.

"Kemudian tata kelola yang baik, ini akan menghilangkan peluang terjadinya korupsi atau penyimpangan dalam hal yang lain," imbuhnya.

Laksanama kerap memberikan kuliah umum dan motivasi kepada generasi muda sebagai bentuk kontribusinya kepada bangsa ini, salah satunya ia lakukan dari kampus ke kampus.

"Jadi saya harus memberikan semangat, masukan-masukan kepada mereka. Apalagi mereka mahasiwa, ketika mereka lulus, mereka akan masuk dalam kehidupan sosial yang sangat dinamis," katanya.(*)

Pewarta: Hanif Nasrulah

Editor : Chandra Hamdani Noor


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023