Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur terus berupaya melakukan percepatan penurunan angka "stunting" atau kekerdilan pada anak di wilayah tersebut yang kini menjadi perhatian serius untuk diberantas.

Sekda Kota Madiun Soeko Dwi Handiarto mengatakan sesuai data angka prevalensi stunting di Kota Madiun tahun 2022 sebesar 9,7 persen. Angka tersebut turun dari tahun 2021 yang tercatat di angka 12,4 persen.

"Saat ini untuk stunting kita di 9,7 persen dan targetnya bisa turun di angka 6 persen pada tahun ini," ujar Sekda Soeko dalam kegiatan rapat koordinasi penilaian kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Madiun oleh TPPS Provinsi Jatim di Gedung GCIO Diskominfo Kota Madiun secara virtual, Kamis.

Sekda menyebut setidaknya terdapat sejumlah aksi konvergensi penurunan stunting di Kota Madiun. Yang paling dasar terkait master analisa situasi (ansit). Itu, lanjutnya, merupakan data dasar layanan dan cakupan sasaran yang akan diintervensi.

Ia menyebut di Kota Madiun setidaknya terdapat sekitar 5.000 sasaran. Namun, sasaran ini tidak hanya yang stunting. Tetapi semua yang berpotensi pada stunting.

"Jadi lima ribu sekian sasaran tersebut tidak hanya yang stunting. Tetapi juga pasangan subur, ibu hamil, dan lain sebagainya. Mereka ini masuk sasaran yang akan diintervensi," katanya.

Harapannya tentu agar tidak muncul stunting baru ke depan. Sementara itu, mereka yang terlanjur stunting diberikan penanganan khusus. Seperti penambahan asupan makanan bergizi, pendampingan, dan lainnya.

Sekda Soeko menyebut berbagai upaya juga terus dilakukan Pemerintah Kota Madiun. Mulai pendirian Warung Setop Stunting (WSS) di tiap kelurahan hingga inovasi lain yang dilakukan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Ia meminta agar seluruh pihak diharapkan mampu terlibat aktif dalam melakukan langkah-langkah preventif dan intervensi guna mencapai target yang lebih baik dalam menurunkan angka stunting di Kota Madiun.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023