Wali Kota Mojokerto, Jawa Timur Ika Puspitasari mendorong kepada perajin batik untuk menarasikan filosofi pada setiap motif hasil karya kain batik, karena dapat memiliki nilai lebih.
"Setiap lukisan yang dituangkan di kain, ada filosofi yang bisa diceritakan. Karena adanya filosofi, maka meningkatkan nilai karya," katanya saat pembinaan kreativitas bagi para perajin batik Kota Mojokerto di Pendopo Sabha Krida Tama Rumah Rakyat di Mojokerto, Senin.
Ning Ita, sapaan akrabnya, berpesan agar para perajin batik konsisten untuk melestarikan warisan budaya Mojopahit untuk mendukung Kota Mojokerto sebagai kota pariwisata berbasis sejarah dan budaya.
"Pariwisata Kota Mojokerto lebih memfokuskan pada wisata sejarah dan budaya. Sehingga, nilai-nilai budaya yang terkandung di dalam batik ini juga perlu kita gali filosofinya untuk dijadikan narasi," kata Ning Ita.
Kepada para perajin batik, Ning Ita juga menyampaikan pentingnya untuk mencatat dan mendaftarkan desain batik dalam hak cipta (HAKI). Sedangkan untuk pendaftaran ini Pemkot Mojokerto akan memfasilitasi bagi 100 karya.
Pentingnya filosofi dalam sebuah karya juga dijelaskan oleh Agus Tri Santoso yang menjadi salah satu narasumber dalam pelatihan ini.
"Saya lebih senang menjual cerita daripada jualan batiknya. Karena, setiap kita jualan, yang ditanya motifnya dan kita akhirnya bercerita," kata pemilik merek Apikmen ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto Ani Wijaya mengatakan peserta pelatihan ini telah dinyatakan lulus uji kompetensi dari Balai Besar Pelayanan Jasa Kerajinan dan Batik.
"Ini adalah upaya kami untuk meningkatkan daya saing batik Kota Mojokerto. Kemandirian para perajin nanti akan kita kedepankan," kata Ani.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023