Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam upaya penanganan bencana banjir lahar dingin di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur turut andil dalam perbaikan jembatan terdampak.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti di Jakarta, Senin (10/7) malam, mengatakan bantuan yang diberikan untuk sementara senilai Rp11,5 miliar.
"Disalurkan oleh BNPB dalam bentuk perbaikan jembatan dua unit, bronjong untuk membatasi atau meninggikan batas aliran lahar dingin agar tidak memasuki jalur-jalur pemukiman warga," ujar Abdul.
Terdapat lima jembatan hancur akibat banjir lahar dingin yang akan dilakukan perbaikan. Dalam hal ini BNPB berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Untuk saat ini, Jalur Piket Nol KM 59 yang terdampak banjir lahar dingin sudah bisa diakses. Abdul mengharapkan dalam waktu 2-4 bulan ke depan, dua jembatan besar di Lumajang bisa dioperasikan kembali.
Abdul menjelaskan kejadian bencana hidrometeorologi basah di Kabupaten Lumajang berdampak sangat signifikan. Sebab terdapat tiga kejadian, yakni tanah longsor, ini mengakibatkan satu keluarga tertimbun atau 3 korban jiwa.
Kemudian ada banjir lahar dingin dan banjir. Namun, dalam hal ini banjir lahar dingin banyak berdampak pada masyarakat, atau sekitar 1.038 jiwa.
"Jadi perhatian kita, dari 1.038 jiwa ternyata ada 15 KK yang seharusnya mereka sudah dapat rumah relokasi karena terdampak awan panas guguran di tahun 2021, tetapi masih memilih untuk tinggal di tempat yang lama yang sebenarnya itu adalah kawasan yang sangat rawan, dan sudah pasti akan terdampak lahar dingin kalau hujan tinggi adalah yang berada di pinggiran sungai seperti itu," ujar dia.
BNPB mengimbau untuk masyarakat Lumajang terdampak yang bertempat tinggal di kawasan rawan bencana untuk tidak lagi menempati, dan hanya bisa dijadikan tempat tinggal sementara atau tempat usaha.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti di Jakarta, Senin (10/7) malam, mengatakan bantuan yang diberikan untuk sementara senilai Rp11,5 miliar.
"Disalurkan oleh BNPB dalam bentuk perbaikan jembatan dua unit, bronjong untuk membatasi atau meninggikan batas aliran lahar dingin agar tidak memasuki jalur-jalur pemukiman warga," ujar Abdul.
Terdapat lima jembatan hancur akibat banjir lahar dingin yang akan dilakukan perbaikan. Dalam hal ini BNPB berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Untuk saat ini, Jalur Piket Nol KM 59 yang terdampak banjir lahar dingin sudah bisa diakses. Abdul mengharapkan dalam waktu 2-4 bulan ke depan, dua jembatan besar di Lumajang bisa dioperasikan kembali.
Abdul menjelaskan kejadian bencana hidrometeorologi basah di Kabupaten Lumajang berdampak sangat signifikan. Sebab terdapat tiga kejadian, yakni tanah longsor, ini mengakibatkan satu keluarga tertimbun atau 3 korban jiwa.
Kemudian ada banjir lahar dingin dan banjir. Namun, dalam hal ini banjir lahar dingin banyak berdampak pada masyarakat, atau sekitar 1.038 jiwa.
"Jadi perhatian kita, dari 1.038 jiwa ternyata ada 15 KK yang seharusnya mereka sudah dapat rumah relokasi karena terdampak awan panas guguran di tahun 2021, tetapi masih memilih untuk tinggal di tempat yang lama yang sebenarnya itu adalah kawasan yang sangat rawan, dan sudah pasti akan terdampak lahar dingin kalau hujan tinggi adalah yang berada di pinggiran sungai seperti itu," ujar dia.
BNPB mengimbau untuk masyarakat Lumajang terdampak yang bertempat tinggal di kawasan rawan bencana untuk tidak lagi menempati, dan hanya bisa dijadikan tempat tinggal sementara atau tempat usaha.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023