Penyu merupakan hewan laut yang dilindungi oleh pemerintah. Hal itu seperti yang tertuang dalam UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Saat ini, banyak lembaga konservasi berdiri untuk mencegah dari kepunahan. Lembaga konservasi merupakan lembaga yang bergerak di bidang konservasi tumbuhan dan/atau satwa liar di luar habitatnya (ex-situ), baik berupa lembaga pemerintah maupun nonpemerintah.
Salah satunya ada Pantai Bajulmati, di Desa Bajulmati, Kelurahan Gajah Rejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, tepatnya 58 kilometer arah selatan dari Kota Malang.
Lokasi konservasi ini memang di pantai, yang merupakan habibat penyu. Di konservasi yang didirikan masyarakat ini, telur-telur penyu ditetaskan.
Konservasi ini bernama Bajulmati Sea Turtle Conservation. Didirikan oleh Sutari, salah seorang pemerhati penyu.
Sutari menyebut, dirinya sudah aktif merawat telur-telur penyu sejak 2009 hingga kemudian lembaga konservasi itu didirikan. Telur-telur itu diambil dari pantai di Bajulmati dan sekitarnya.
Ada banyak jenis penyu yang singgah di pantai ini misalnya Penyu Belimbing, Penyu Sisik, Penyu Hijau, hingga Penyu Lekang.
Sejak berdiri hingga 2023 ini, sudah ada ribuan butir telur penyu yang ditetaskan. Rata-rata dalam satu tahun ada sekitar 5.000 butir telur yang ditetaskan.
Awalnya, telur diambil dengan cara menyisir tepi pantai. Posisi mengambil telur itu pun tidak boleh diubah sehingga aman untuk menetas.
Telur kemudian dibawa ke lokasi konservasi. Butuh waktu sekitar 40 hari dari telur ditanam di pasir, area konservasi hingga menetas menjadi tukik. Kemudian, tukik-tukik tersebut ditempatkan di kolam yang sudah diisi air, menunggu sekitar satu pekan baru kemudian dilepaskan.
Sementara itu, proses pelepasan tukik pun juga tidak bisa sembarangan. Usia tukik harus siap untuk dilepaskan, sehingga ia bisa menjaga diri serta terhindar dari predator laut.
Waktu pelepasan pun dipilih sore hari, saat matahari sudah tenggelam. Hal itu dilakukan karena penglihatan dari tukik yang memang lemah terhadap cahaya.
Dalam menjaga kelestarian penyu, Sutari menyebut ada banyak tantangan baik dari manusia, alam, hingga predator. Hal itu juga termasuk untuk biaya perawatan tukik sebelum siap untuk dilepaskan.
Namun, karena rasa kemanusiaan ingin menjaga lingkungan tinggi, ia dengan para relawan lainnya yang tergabung Bajulmati Sea Turtle Conservation tetap aktif hingga sekarang.
Penyu, kata dia, turut serta menjaga ekosistem laut, bisa membantu merawat karang, mengurangi plankton, hingga turut serta menjaga ekosistem ubur-ubur.
"Karena penyu makan rumput laut juga, nanti bisa tumbuh lagi. Bisa untuk persembunyian ikan, bertelur ikan, macam-macam. Kami peduli, karena jika laut lestari pasti kita sehat," jelasnya.
Lembaga konservasi ini selain merawat telur-telur penyu, juga merawat penyu yang sakit. Ada dokter hewan yang turut serta bergabung menjaga kesehatan penyu. Jika ada penyu yang sakit, langsung diamankan, di sterilisasi dan dirawat hingga siap untuk dikembalikan ke laut.
Selain itu, di lokasi ini juga merupakan tempat edukasi. Masyarakat banyak berkunjung untuk belajar tentang penyu.
Pantai yang juga indah serta bersih, turut serta menjadikan lokasi wisata ini ramai pengunjung.
Namun, pengunjung pun tidak boleh sembarangan untuk masuk ke lokasi konservasi melainkan atas izin dan harus mematuhi aturan yang berlaku, seperti tidak boleh menyalakan kamera saat ada tukik. Hal itu karena penglihatan dari tukik lemah pada cahaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Saat ini, banyak lembaga konservasi berdiri untuk mencegah dari kepunahan. Lembaga konservasi merupakan lembaga yang bergerak di bidang konservasi tumbuhan dan/atau satwa liar di luar habitatnya (ex-situ), baik berupa lembaga pemerintah maupun nonpemerintah.
Salah satunya ada Pantai Bajulmati, di Desa Bajulmati, Kelurahan Gajah Rejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, tepatnya 58 kilometer arah selatan dari Kota Malang.
Lokasi konservasi ini memang di pantai, yang merupakan habibat penyu. Di konservasi yang didirikan masyarakat ini, telur-telur penyu ditetaskan.
Konservasi ini bernama Bajulmati Sea Turtle Conservation. Didirikan oleh Sutari, salah seorang pemerhati penyu.
Sutari menyebut, dirinya sudah aktif merawat telur-telur penyu sejak 2009 hingga kemudian lembaga konservasi itu didirikan. Telur-telur itu diambil dari pantai di Bajulmati dan sekitarnya.
Ada banyak jenis penyu yang singgah di pantai ini misalnya Penyu Belimbing, Penyu Sisik, Penyu Hijau, hingga Penyu Lekang.
Sejak berdiri hingga 2023 ini, sudah ada ribuan butir telur penyu yang ditetaskan. Rata-rata dalam satu tahun ada sekitar 5.000 butir telur yang ditetaskan.
Awalnya, telur diambil dengan cara menyisir tepi pantai. Posisi mengambil telur itu pun tidak boleh diubah sehingga aman untuk menetas.
Telur kemudian dibawa ke lokasi konservasi. Butuh waktu sekitar 40 hari dari telur ditanam di pasir, area konservasi hingga menetas menjadi tukik. Kemudian, tukik-tukik tersebut ditempatkan di kolam yang sudah diisi air, menunggu sekitar satu pekan baru kemudian dilepaskan.
Sementara itu, proses pelepasan tukik pun juga tidak bisa sembarangan. Usia tukik harus siap untuk dilepaskan, sehingga ia bisa menjaga diri serta terhindar dari predator laut.
Waktu pelepasan pun dipilih sore hari, saat matahari sudah tenggelam. Hal itu dilakukan karena penglihatan dari tukik yang memang lemah terhadap cahaya.
Dalam menjaga kelestarian penyu, Sutari menyebut ada banyak tantangan baik dari manusia, alam, hingga predator. Hal itu juga termasuk untuk biaya perawatan tukik sebelum siap untuk dilepaskan.
Namun, karena rasa kemanusiaan ingin menjaga lingkungan tinggi, ia dengan para relawan lainnya yang tergabung Bajulmati Sea Turtle Conservation tetap aktif hingga sekarang.
Penyu, kata dia, turut serta menjaga ekosistem laut, bisa membantu merawat karang, mengurangi plankton, hingga turut serta menjaga ekosistem ubur-ubur.
"Karena penyu makan rumput laut juga, nanti bisa tumbuh lagi. Bisa untuk persembunyian ikan, bertelur ikan, macam-macam. Kami peduli, karena jika laut lestari pasti kita sehat," jelasnya.
Lembaga konservasi ini selain merawat telur-telur penyu, juga merawat penyu yang sakit. Ada dokter hewan yang turut serta bergabung menjaga kesehatan penyu. Jika ada penyu yang sakit, langsung diamankan, di sterilisasi dan dirawat hingga siap untuk dikembalikan ke laut.
Selain itu, di lokasi ini juga merupakan tempat edukasi. Masyarakat banyak berkunjung untuk belajar tentang penyu.
Pantai yang juga indah serta bersih, turut serta menjadikan lokasi wisata ini ramai pengunjung.
Namun, pengunjung pun tidak boleh sembarangan untuk masuk ke lokasi konservasi melainkan atas izin dan harus mematuhi aturan yang berlaku, seperti tidak boleh menyalakan kamera saat ada tukik. Hal itu karena penglihatan dari tukik lemah pada cahaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023