Kediri - Jumlah pasien yang menderita penyakit diare dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran Kediri naik drastis selama Ramadhan dan libur Lebaran.
Direktur RSUD Gambiran Sentot Djamaludin di Kediri, Senin mengemukakan, jumlah pasien yang masuk selama Ramadhan dan libur Lebaran ini mencapai 30 orang, lebih tinggi daripada hari-hari biasa.
"Ada peningkatan hingga 20 persen dibanding hari-hari biasa. Kalau kasus diare, ada perubahan dalam hal kondisi daya tahan tubuh," katanya mengungkapkan.
Ia menyebut, penyakit ini muncul dengan berbagai macam sebab, salah satunya karena pola makan. Saat Lebaran seperti ini, aktivitas perjalanan lebih tinggi daripada biasanya, hingga bisa menganggu pola makan.
Selain itu, saat melakukan aktivitas itu, daya tahan tubuh juga berkurang. Hal itu ditambah dengan berbagai macam makanan yang tidak biasa dikonsumsi, hingga bisa menyebabkan diare.
Ia mengungkapkan, dalam kasus diare di rumah sakit, umur pasien yang menderita sakit kekurangan cairan itu beragam, mulai dari bayi umur 0-1 tahun hingga mereka yang sudah tua, umur 65 tahun ke atas.
Jika diperinci, untuk usia 0-1 tahun ada tiga pasien, 1-4 tahun 15 pasien, 15-24 tiga pasien, 45-64 tahun tiga pasien, dan 65 tahun ke atas sebanyak dua pasien.
Sentot mengaku jumlah pasien yang dirawat itu memang cukup tinggi. Walaupun jumlah pasien cukup tinggi, ia menyebut pihak rumah sakit masih mampu menangani para pasien itu. Jumlah tempat tidur juga masih mencukupi. Selain itu, beberapa di antara mereka ada yang sudah pulang, hingga saat ini yang dirawat lebih sedikit.
Imbauan penyakit diare ini sebelumnya juga pernah diungkapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. Penyakit ini muncul, karena berlebihan mengonsumsi makanan, terutama yang bersantan.
"Biasanya, setelah orang puasa, pola makan kembali berubah. Makanan mereka juga lebih dominan banyak bersantan, yang jika dikonsumsi berlebihan bisa menyebabkan diare," kata Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Kefarmasian Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Rahadi.
Pihaknya juga sudah mempersiapkan stok obat diare yang mencukupi di masing-masing puskesmas untuk penanganan dini. Hal itu diharapkan, dapat membantu penanganan lebih cepat pasien yang menderita diare, daripada harus dibawa ke rumah sakit yang secara lokasi juga memerlukan waktu untuk perjalanan.
"Kalau stok kami mencukupi, pengadaan sudah kami lakukan tahun lalu. Biasanya, petugas medis di masing-masing puskesmas sudah melakukan cek stok obat, dan biasanya akan mengajukan jika memang stok mereka tipis," kata Rahadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011