Gelandang Timnas Indonesia U-22 Marselino Ferdinan menceritakan dirinya yang sempat menangis saat melawan Thailand pada pertandingan puncak cabang olahraga (cabor) sepak bola SEA Games XXXII 2023 yang berakhir dengan skor 5-2 kemenangan untuk timnya.
Pesepak bola binaan asli Surabaya tersebut sempat merasa stres dan hancur saat pemain Thailand Yotsakon Burapha berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-90+9.
"Iya waktu sudah 2-1 selesai itu masih ada pelanggaran dan berbuah menjadi gol. Saya sudah stres waktu itu, rasanya hancur, dalam hati saya kalah ini," ucapnya saat ditemui wartawan di Surabaya, Rabu (24/5).
Namun, berkat motivasi dari rekan-rekannya di timnas serta motivasi dari diri sendiri untuk meraih gelar setelah 32 tahun tidak mendapat emas pada ajang SEA Games, dirinya bangkit lagi.
"Untung teman-teman saling support semua, kami bisa main seperti biasa. Tapi balik lagi 0-0 karena skor sudah 2-2, jadi mulai kami perbaiki lagi semuanya, mental kami memang luar biasa bagus saat final itu. Kalau kata Tuhan menang ya sudah menang," ujar mantan pemain Persebaya Surabaya tersebut.
Meskipun pertandingan tersebut sempat ternoda dengan adanya konflik, namun pesepak bola yang masuk dalam 60 talenta muda dan menjanjikan versi The Guardian tersebut enggan untuk ikut campur.
"Saya tetap fokus karena saya tahu prioritas saya, jadi tidak terpikir untuk ikut, karena nanti ada sanksi dan lain-lain yang dapat merugikan saya sendiri," ucap pemilik nama lengkap Marselino Ferdinan Philipus tersebut.
Terlepas dari hal tersebut, Marsel mengatakan bahwa keberhasilan tim tidak lepas dari saling kompak dan sering berkumpul untuk berdiskusi apa yang harus dilakukan sebelum pertandingan berlangsung.
"Motivasi kami semua sama, pastinya setelah 32 tahun tidak mendapat emas jadi kami terpompa untuk bisa mengalahkan rasa takut," kata pesepak bola yang saat ini bergabung dengan kasta kedua Liga Belgia KMSK Deinze.
Menurut dia, dukungan untuknya tidak hanya datang dari Indonesia namun dari teman-teman setimnya yang ada di KMSK Deinze.
"Banyak teman-teman yang chat bilang congratulation. Saya tidak melihat dari pesan itu, bukan karena ucapannya tapi perhatian pada saya masih 18 tahun dan didukung terus, asisten pelatih juga. Saya merasa bahagia," tutur pemain kelahiran September 2004 tersebut.
Tak hanya itu, pelatih Persebaya Aji Santoso juga turut memuji penampilannya yang lebih matang setelah bermain bersama KMSK Deinze.
"Beberapa waktu lalu di puji oleh Coach Aji, permainan saya lebih baik dan matang setelah di Belgia, terima kasih Coach Aji masih masih memonitor saya," katanya.
Setelah SEA Games 2023, dirinya berencana akan kembali ke klubnya di Belgia pada 20 Juni 2023 setelah FIFA Matchday.
"Saya kembali awal musim saya harap akan berkembang, semakin banyak menit bermain dan saya ingin stay lama di sana," ucap adik kandung pesepak bola Oktavianus Fernando tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Pesepak bola binaan asli Surabaya tersebut sempat merasa stres dan hancur saat pemain Thailand Yotsakon Burapha berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-90+9.
"Iya waktu sudah 2-1 selesai itu masih ada pelanggaran dan berbuah menjadi gol. Saya sudah stres waktu itu, rasanya hancur, dalam hati saya kalah ini," ucapnya saat ditemui wartawan di Surabaya, Rabu (24/5).
Namun, berkat motivasi dari rekan-rekannya di timnas serta motivasi dari diri sendiri untuk meraih gelar setelah 32 tahun tidak mendapat emas pada ajang SEA Games, dirinya bangkit lagi.
"Untung teman-teman saling support semua, kami bisa main seperti biasa. Tapi balik lagi 0-0 karena skor sudah 2-2, jadi mulai kami perbaiki lagi semuanya, mental kami memang luar biasa bagus saat final itu. Kalau kata Tuhan menang ya sudah menang," ujar mantan pemain Persebaya Surabaya tersebut.
Meskipun pertandingan tersebut sempat ternoda dengan adanya konflik, namun pesepak bola yang masuk dalam 60 talenta muda dan menjanjikan versi The Guardian tersebut enggan untuk ikut campur.
"Saya tetap fokus karena saya tahu prioritas saya, jadi tidak terpikir untuk ikut, karena nanti ada sanksi dan lain-lain yang dapat merugikan saya sendiri," ucap pemilik nama lengkap Marselino Ferdinan Philipus tersebut.
Terlepas dari hal tersebut, Marsel mengatakan bahwa keberhasilan tim tidak lepas dari saling kompak dan sering berkumpul untuk berdiskusi apa yang harus dilakukan sebelum pertandingan berlangsung.
"Motivasi kami semua sama, pastinya setelah 32 tahun tidak mendapat emas jadi kami terpompa untuk bisa mengalahkan rasa takut," kata pesepak bola yang saat ini bergabung dengan kasta kedua Liga Belgia KMSK Deinze.
Menurut dia, dukungan untuknya tidak hanya datang dari Indonesia namun dari teman-teman setimnya yang ada di KMSK Deinze.
"Banyak teman-teman yang chat bilang congratulation. Saya tidak melihat dari pesan itu, bukan karena ucapannya tapi perhatian pada saya masih 18 tahun dan didukung terus, asisten pelatih juga. Saya merasa bahagia," tutur pemain kelahiran September 2004 tersebut.
Tak hanya itu, pelatih Persebaya Aji Santoso juga turut memuji penampilannya yang lebih matang setelah bermain bersama KMSK Deinze.
"Beberapa waktu lalu di puji oleh Coach Aji, permainan saya lebih baik dan matang setelah di Belgia, terima kasih Coach Aji masih masih memonitor saya," katanya.
Setelah SEA Games 2023, dirinya berencana akan kembali ke klubnya di Belgia pada 20 Juni 2023 setelah FIFA Matchday.
"Saya kembali awal musim saya harap akan berkembang, semakin banyak menit bermain dan saya ingin stay lama di sana," ucap adik kandung pesepak bola Oktavianus Fernando tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023