Kadispen Lantamal V Surabaya Letkol Laut (KH) Agus Setiawan membenarkan bahwa dua bus TNI AL yang menerobos perlintasan kereta api atau PJL 78 di Jalan Kolonel Sugiono, Malang, dan viral di media sosial merupakan milik mereka.
"Bus tersebut memang milik Angkatan Laut. Mengangkut sekitar 40 calon siswa dari Bandara Juanda ke Lapetal (Lembaga Penyediaan Tenaga TNI AL) Malang," kata Agus di Mako Lantamal V Surabaya, Jumat.
Agus menjelaskan bahwa bus tersebut berangkat dari Mako Lantamal V Surabaya sekitar pukul 15.00 WIB menuju Bandara Juanda menjemput calon siswa.
Puluhan calon siswa tersebut kemudian dibawa ke Lapetal Malang melalui jalur tol. Setibanya di PJL 78, bus berhenti lantaran ada kereta milik Pertamina melintas.
Setelah kereta milik Pertamina melintas, dua unit bus milik Lantamal V Surabaya tersebut kemudian melintasi jalur kereta api mengikuti sepeda motor yang ada di depannya.
Menurut dia, kebetulan dari sisi timur atau dari arah datangnya bus, tidak ada palang perlintasan kereta api. Palang perlintasan hanya terdapat di sisi barat rel, atau seberang dari arah datangnya bus.
"Kebetulan di lintasan itu tidak ada palang pintunya. Setelah kereta Pertamina lewat sepeda motor maju, bus ikut maju. Ternyata setelah kereta Pertamina lewat, ada kereta lokomotif yang juga lewat," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa kedua prajurit yang menjadi sopir tersebut mengaku tidak ada unsur kesengajaan dalam peristiwa tersebut. Keduanya juga tidak menguasai medan di Malang. Ditambah lagi, palang perlintasan kereta di sana tidak lengkap.
"Kami meminta PT KAI melengkapi palang pintu kereta api di sana," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Bus tersebut memang milik Angkatan Laut. Mengangkut sekitar 40 calon siswa dari Bandara Juanda ke Lapetal (Lembaga Penyediaan Tenaga TNI AL) Malang," kata Agus di Mako Lantamal V Surabaya, Jumat.
Agus menjelaskan bahwa bus tersebut berangkat dari Mako Lantamal V Surabaya sekitar pukul 15.00 WIB menuju Bandara Juanda menjemput calon siswa.
Puluhan calon siswa tersebut kemudian dibawa ke Lapetal Malang melalui jalur tol. Setibanya di PJL 78, bus berhenti lantaran ada kereta milik Pertamina melintas.
Setelah kereta milik Pertamina melintas, dua unit bus milik Lantamal V Surabaya tersebut kemudian melintasi jalur kereta api mengikuti sepeda motor yang ada di depannya.
Menurut dia, kebetulan dari sisi timur atau dari arah datangnya bus, tidak ada palang perlintasan kereta api. Palang perlintasan hanya terdapat di sisi barat rel, atau seberang dari arah datangnya bus.
"Kebetulan di lintasan itu tidak ada palang pintunya. Setelah kereta Pertamina lewat sepeda motor maju, bus ikut maju. Ternyata setelah kereta Pertamina lewat, ada kereta lokomotif yang juga lewat," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa kedua prajurit yang menjadi sopir tersebut mengaku tidak ada unsur kesengajaan dalam peristiwa tersebut. Keduanya juga tidak menguasai medan di Malang. Ditambah lagi, palang perlintasan kereta di sana tidak lengkap.
"Kami meminta PT KAI melengkapi palang pintu kereta api di sana," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023