Masyarakat di Malaysia memiliki tradisi tidak melewatkan untuk menyiapkan baju baru hingga rendang saat merayakan Idul Fitri bersama keluarga.
Cici, salah seorang penjual ketupat dan lemang di Kampung Baru, Kuala Lumpur, Jumat, mengatakan rendang, ketupat dan lemang harus ada di setiap perayaan Idul Fitri.
Sehari sebelum hari raya, biasanya masyarakat akan memastikan semua itu dapat terhidang di rumah mereka.
Meski demikian, menurut Cici, hidangan di setiap negeri juga berbeda-beda. Seperti di Johor, memang yang harus ada ketupat dan kuah lodeh, sedangkan di Kuala Lumpur hidangan yang wajib ada ketupat, lemang, pulut dan rendang.
Sedangkan warga negara Indonesia (WNI) asal Lamongan Listinafia yang menikah dengan warga Malaysia mengatakan dirinya pun juga biasanya menyiapkan sajian istimewa untuk Idul Fitri.
Rendang, lodeh, telur dan tahu, ikan sarden menjadi menu yang ia siapkan setiap kali mendekati hari raya Idul Fitri. Opor tidak ada dalam menu hari raya, karena sudah diganti dengan ikan sarden.
“Bosan selalu ayam, karena sehari-hari anak-anak mintanya ayam. Jadi kita bedakan lah saat hari raya,” kata ibu dua anak itu.
Makanan selalu menjadi hal utama yang ia siapkan setiap kali menjelang Idul Fitri. Sedangkan pakaian baru tidaklah terlalu mendesak buat keluarganya.
Berbeda dengan WNI asal Sumatera Barat Wiffy Zalina Putri yang biasanya menyiapkan baju Lebaran bersama-sama keluarganya. Warnanya diseragamkan untuk setiap keluarga, namun dibedakan dengan keluarga kerabat lainnya.
“Jadi saat foto keluarga besar itu jadi tahu yang baju warna ini berarti keluarga sini. Kalau warna bajunya sudah beda lagi ya berarti itu keluarga yang bereda juga,” ujar dia.
Selain baju baru, menurut dia, biasanya mereka juga beli perabot baru, entah itu furnitur atau barang elekronik.
“Jadi tradisinya sama dengan di Indonesia. Kalau Lebaran itu musti ada saja yang baru di dalam rumah,” ujar dia.
Sejumlah kebiasaan yang ada di Malaysia memang serupa dengan apa yang WNI lakukan di Indonesia, sehingga kedekatan sebagai masyarakat ASEAN dengan tradisi yang sama tercipta.
Itu semua menjadi modal untuk masyarakat ASEAN menjadikan kawasan sebagai pusat pertumbuhan dunia, sebagaimana tema Kekuatan ASEAN Indonesia 2023, “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Cici, salah seorang penjual ketupat dan lemang di Kampung Baru, Kuala Lumpur, Jumat, mengatakan rendang, ketupat dan lemang harus ada di setiap perayaan Idul Fitri.
Sehari sebelum hari raya, biasanya masyarakat akan memastikan semua itu dapat terhidang di rumah mereka.
Meski demikian, menurut Cici, hidangan di setiap negeri juga berbeda-beda. Seperti di Johor, memang yang harus ada ketupat dan kuah lodeh, sedangkan di Kuala Lumpur hidangan yang wajib ada ketupat, lemang, pulut dan rendang.
Sedangkan warga negara Indonesia (WNI) asal Lamongan Listinafia yang menikah dengan warga Malaysia mengatakan dirinya pun juga biasanya menyiapkan sajian istimewa untuk Idul Fitri.
Rendang, lodeh, telur dan tahu, ikan sarden menjadi menu yang ia siapkan setiap kali mendekati hari raya Idul Fitri. Opor tidak ada dalam menu hari raya, karena sudah diganti dengan ikan sarden.
“Bosan selalu ayam, karena sehari-hari anak-anak mintanya ayam. Jadi kita bedakan lah saat hari raya,” kata ibu dua anak itu.
Makanan selalu menjadi hal utama yang ia siapkan setiap kali menjelang Idul Fitri. Sedangkan pakaian baru tidaklah terlalu mendesak buat keluarganya.
Berbeda dengan WNI asal Sumatera Barat Wiffy Zalina Putri yang biasanya menyiapkan baju Lebaran bersama-sama keluarganya. Warnanya diseragamkan untuk setiap keluarga, namun dibedakan dengan keluarga kerabat lainnya.
“Jadi saat foto keluarga besar itu jadi tahu yang baju warna ini berarti keluarga sini. Kalau warna bajunya sudah beda lagi ya berarti itu keluarga yang bereda juga,” ujar dia.
Selain baju baru, menurut dia, biasanya mereka juga beli perabot baru, entah itu furnitur atau barang elekronik.
“Jadi tradisinya sama dengan di Indonesia. Kalau Lebaran itu musti ada saja yang baru di dalam rumah,” ujar dia.
Sejumlah kebiasaan yang ada di Malaysia memang serupa dengan apa yang WNI lakukan di Indonesia, sehingga kedekatan sebagai masyarakat ASEAN dengan tradisi yang sama tercipta.
Itu semua menjadi modal untuk masyarakat ASEAN menjadikan kawasan sebagai pusat pertumbuhan dunia, sebagaimana tema Kekuatan ASEAN Indonesia 2023, “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023