Lembaga swadaya masyarakat yang melakukan penelitian dan advokasi tentang demokrasi, kebebasan politik dan hak asasi manusia "SETARA Institute" menyematkan penghargaan ke Kota Kediri masuk dalam 10 besar kota paling toleran di Indonesia.
Kota Kediri berada di peringkat lima dari laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2022 yang dirilis dengan nilai 5,850 atau naik peringkat dibandingkan 2021 yang berada di urutan ke-10 dengan nilai 5,733.
"Kami sampaikan terima kasih kepada SETARA Institute atas penilaian indeks toleransi. Namun, sebenarnya kami di Kota Kediri mencoba mengimplementasikan dan mengaplikasikan toleransi dalam beragama," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kediri, Jumat.
Wali Kota mengatakan sejak dahulu toleransi di Kota Kediri memang sudah bagus dan hal ini terus dijaga bersama-sama.
Seluruh elemen di Kota Kediri memiliki persepsi yang sama bahwa perbedaan agama itu memang ada, sehingga toleransi tetap dijunjung tinggi.
Pemerintah Kota Kediri, kata dia, juga mewujudkannya dalam kebijakan-kebijakan serta political will yang diwujudkan dalam regulasi maupun rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).
"Di Kota Kediri ada paguyuban antarumat beragama (PAUB) sejak tahun 1998 yang saat ini jadi forum kerukunan antarumat beragama (FKUB). Ada juga forum kerukunan perempuan umat beragama (FKPUB). Saya berharap capaian ini bisa dipertahankan sehingga toleransi menjadi hal positif untuk membangun Kota Kediri bersama-sama. Semoga ini juga bisa menjadi contoh baik bagi daerah lain," kata dia.
Pihaknya mengungkapkan adanya kenaikan capaian itu juga menunjukkan sinergi seluruh elemen-elemen yang semakin matang dalam pemajuan toleransi.
RPJMD dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Kota Kediri menjadi tolok ukur utama pemajuan toleransi melalui visi pelaksanaan ajaran agama dan atau kepercayaan dalam kehidupan bermasyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan harmoni.
Manifestasi tersebut melalui pembentukan Kampung Pancasila, Kampung Moderasi Beragama, dan Kampung Keren. Begitu pula visi lainnya mendukung pengarusutamaan gender melalui pemberdayaan perempuan.
Selain itu, masyarakat sipil juga menjelma menjadi akselerator pemajuan toleransi melalui dialog dan ruang pertemuan antar umat beragama.
Penilaian Indeks Kota Toleran berdasarkan empat variabel dengan delapan indikator penilaian. Pertama, regulasi pemerintah kota. Terdapat ada dua indikator dan Kota Kediri meraih nilai 4,50 pada indikator RPJMD dan 6,50 pada indikator kebijakan diskriminatif.
Kedua, regulasi sosial yang dinilai berdasar dua indikator. Skor Kota Kediri 6,50 pada indikator peristiwa intoleransi dan 6,00 pada indikator dinamika masyarakat.
Ketiga, tindakan pemerintah, dengan indikator pernyataan publik pemerintah kota dan tindakan nyata pemerintah kota. Skor Kota Kediri pada pernyataan publik pemerintah skor meraih 6,00 dan indikator tindakan nyata pemerintah kota dengan skor 5,00.
Keempat, demografi sosio-keagamaan. Dengan indikator heterogenitas agama skor 5,00, dan inklusi sosial agama dengan skor 6,00.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kota Kediri berada di peringkat lima dari laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2022 yang dirilis dengan nilai 5,850 atau naik peringkat dibandingkan 2021 yang berada di urutan ke-10 dengan nilai 5,733.
"Kami sampaikan terima kasih kepada SETARA Institute atas penilaian indeks toleransi. Namun, sebenarnya kami di Kota Kediri mencoba mengimplementasikan dan mengaplikasikan toleransi dalam beragama," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kediri, Jumat.
Wali Kota mengatakan sejak dahulu toleransi di Kota Kediri memang sudah bagus dan hal ini terus dijaga bersama-sama.
Seluruh elemen di Kota Kediri memiliki persepsi yang sama bahwa perbedaan agama itu memang ada, sehingga toleransi tetap dijunjung tinggi.
Pemerintah Kota Kediri, kata dia, juga mewujudkannya dalam kebijakan-kebijakan serta political will yang diwujudkan dalam regulasi maupun rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).
"Di Kota Kediri ada paguyuban antarumat beragama (PAUB) sejak tahun 1998 yang saat ini jadi forum kerukunan antarumat beragama (FKUB). Ada juga forum kerukunan perempuan umat beragama (FKPUB). Saya berharap capaian ini bisa dipertahankan sehingga toleransi menjadi hal positif untuk membangun Kota Kediri bersama-sama. Semoga ini juga bisa menjadi contoh baik bagi daerah lain," kata dia.
Pihaknya mengungkapkan adanya kenaikan capaian itu juga menunjukkan sinergi seluruh elemen-elemen yang semakin matang dalam pemajuan toleransi.
RPJMD dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Kota Kediri menjadi tolok ukur utama pemajuan toleransi melalui visi pelaksanaan ajaran agama dan atau kepercayaan dalam kehidupan bermasyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan harmoni.
Manifestasi tersebut melalui pembentukan Kampung Pancasila, Kampung Moderasi Beragama, dan Kampung Keren. Begitu pula visi lainnya mendukung pengarusutamaan gender melalui pemberdayaan perempuan.
Selain itu, masyarakat sipil juga menjelma menjadi akselerator pemajuan toleransi melalui dialog dan ruang pertemuan antar umat beragama.
Penilaian Indeks Kota Toleran berdasarkan empat variabel dengan delapan indikator penilaian. Pertama, regulasi pemerintah kota. Terdapat ada dua indikator dan Kota Kediri meraih nilai 4,50 pada indikator RPJMD dan 6,50 pada indikator kebijakan diskriminatif.
Kedua, regulasi sosial yang dinilai berdasar dua indikator. Skor Kota Kediri 6,50 pada indikator peristiwa intoleransi dan 6,00 pada indikator dinamika masyarakat.
Ketiga, tindakan pemerintah, dengan indikator pernyataan publik pemerintah kota dan tindakan nyata pemerintah kota. Skor Kota Kediri pada pernyataan publik pemerintah skor meraih 6,00 dan indikator tindakan nyata pemerintah kota dengan skor 5,00.
Keempat, demografi sosio-keagamaan. Dengan indikator heterogenitas agama skor 5,00, dan inklusi sosial agama dengan skor 6,00.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023