Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Madiun intensif mendampingi belasan desa wisata yang ada di daerahnya sebagai upaya mengembangkan potensi yang dimiliki dan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Disparpora Kabupaten Madiun Anang Sulistyono mengatakan pendampingan tersebut penting dilakukan karena dari 13 desa wisata yang dimiliki Kabupaten Madiun, sebagian besarnya dalam keadaan tidak berkembang.

"Tahun ini, kami dari Disparpora tidak mendorong penambahan destinasi desa wisata, namun lebih cenderung intensif melakukan pendampingan desa wisata yang ada agar mampu bertahan dan berkembang," ujar Anang Sulistyono kepada wartawan di Gedung Tourism Information Center (TIC) di Gor Pangeran Timoer Caruban Madiun, Senin.

Menurut dia, dalam pendampingan tersebut, Disparpora akan menjalankan fungsinya yakni memfasilitasi desa wisata untuk mendapatkan pembinaan dan pendampingan terkait strategi pengembangannya.

Adapun strategis yang akan dilakukan dinas terkait antara lain melakukan pengecekan lagi keberadaan masing-masing desa wisata secara geografis, kemudian mengidentifikasi akses, dan mengedepankan penggunaan IT.

"Tiga hal strategi tersebut akan dilakukan dengan harapan ketiganya menjadi satu sistem yang bisa diakses untuk bisa meramaikan kembali keberadaan desa wisata di Kabupaten Madiun," kata Anang.

Sesuai data Disparpora setempat, dari 13 desa wisata di Kabupaten Madiun, hanya lima yang hingga saat ini masih eksis. Sisanya pasif.

Lima desa wisata yang masih eksis itu adalah Pasar Desa Pundensari, Taman Pule, Watu Rumpuk, Rumah Cokelat Bodag, dan Desa Wisata Kepel.

Sementara, delapan yang cenderung pasif yakni Taman Raden Sekar Park, Waterpark Batok, Monumen Kresek, Nongko Ijo, Wisata Grape, Waduk Bening Widas, Lembah Wilis, dan Madiun Umbul Square.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023