Pengamat politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) Andri Arianto berpendapat mundurnya anak Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ali Mannagalli Parawansa sebagai kader merupakan kegagalan pimpinan DPD Demokrat setempat mengelola potensi kadernya.

“Meski tergolong politikus muda, Ali memiliki potensi sebagai kader yang semestinya bisa dioptimalkan untuk memperbesar suara Demokrat,” ujarnya kepada wartawan, Jumat.

Menurut dia, potensi Ali sebagai kader sungguh luar biasa, salah satunya adalah anak muda yang pada Pemilihan Umum 2024 memiliki pengaruh besar.

“Harusnya lebih dioptimalkan untuk masuk ke pasar pemilih pemula. Suara anak-anak muda ini yang luar biasa di Pemilu mendatang,” ucapnya.

Selain itu, posisi sebagai anak dari Gubernur Khofifah tentu tak dapat dipungkiri akan sangat menguntungkan bagi Demokrat Jatim.

“Jaringan Bu Khofifah sangat kuat, dan itu pasti bisa dikelola oleh Ali. Tapi justru hal ini tidak dimanfaatkan oleh Demokrat. Artinya memang pimpinan partai gagal mengelola atau melakukan manajemen kader yang baik, sampai-sampai seorang Ali pun mundur,” katanya.

Andri menambahkan, dalam situasi politik elektoral yang membutuhkan pertarungan popularitas dan kekuatan jaringan lapangan, kehilangan Ali menjadi sangat tidak menguntungkan bagi Demokrat.

Padahal saat ini Demokrat Jatim butuh pengungkit, yang jumlah perolehan suara mereka di provinsi tersebut terus melorot.

Belum lagi tiga pucuk pimpinan Demokrat Jatim saat ini telah digeledah oleh KPK, yaitu Ketua Demokrat Emil Elestianto Dardak, Sekretaris Reno Zulkarnaen, dan Bendahara Agung Mulyono.

“Logika politiknya, Ali ini kader potensial. Kalau sampai dia keluar, pasti ada penyebabnya. Apakah ada manuver menyingkirkan Ali sebagai kader potensial agar tak ada yang merasa tersaingi di internal Demokrat Jatim, ataukah alasan lainnya, tentu ini sah masyarakat menduga-duga,” tutur Andri.

Sebelumnya pada unggahan di sosial media pribadinya, Ali Mannagalli Parawansa menegaskan mundur dari Partai Demokrat per 8 Maret 2023.

Melalui video dan surat yang ditandatangani di atas materai, ia berterima kasih dan memohon maaf kepada pengurus jika selama menjadi kader dan pengurus terdapat salah sikap dan etika.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, sejumlah pengurus DPD Demokrat Jatim mengaku belum menerima informasi resmi dan menyatakan bahwa pengunduran diri Ali masih simpang siur.

Pewarta: Naufal Ammar Imaduddin

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023