Manila (ANTARA/AFP) - Korban tewas akibat badai tropis Nock-ten di Filipina bertambah menjadi 41 orang pada Jumat, sementara itu jutaan orang di seluruh pulau utama Luzon melakukan bersih-bersih setelah seminggu hujan deras, kata para pejabat. Makanan dan obat-obatan sedang dikirim melalui darat ke daerah yang paling keras dihantam badai, terutama Bicol di ujung sebelah tenggara Luzon pada saat banjir luas surut, kata Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional. Para pejabat Bicol telah meminta pemerintah pusat untuk membantu mempercepat pekerjaan pencarian dan penyelamatan dan pengiriman bantuan, kata Direktur Eksekutif dewan itu Benito Ramos. "Pesawat telah disiagakan, siap untuk terbang secepat cuaca laik untuk terbang," kata Ramos. Badai Nock-ten, nama seekor burung Laos, bertiup ke Laut China Selatan pada Kamis setelah menyebabkan banjir dan tanah longsor, menuju pulau Hainan China. Kantor Ramos Jumat mengatakan, para regu penyelamat telah menemukan enam korban tewas di Bicol dan di pegunungan utara selama 24 jam terakhir, menambah korban yang tewas menjadi 41. Dua puluh empat orang masih hilang, katanya. Sebagian besar mereka adalah nelayan dan awak kapal kecil yang digulingkan oleh gelombang besar di laut. Sementara itu, layanan cuaca negara mengatakan pihaknya memantau badai lain, Muifa, yang sedang berputar di timur Bicol dengan kecepatan puncak angin 75 kilometer per jam. Tetapi dinas cuaca mengatakan, Muifa, yang berarti nama bunga di China, masih terlalu jauh untuk mempengaruhi setiap bagian negara dan masih bisa mengarah ke utara dan jauh dari daratan. Rata-rata 20 badai dan topan terjadi setiap tahun di Filipina, dan banyak dari mereka yang mematikan. Nock-ten adalah badai ke-10 tahun ini.

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011