Sekolah Nation Star Academy (NSA) Surabaya mengenalkan kaligrafi dan simpul Tiongkok kepada siswa sebagai bagian pengenalan kebudayaan serta memperingati Tahun Baru Imlek.

"Momen ini sebagai pembelajaran bagi para murid untuk menghargai suatu budaya. Kebudayaan Tionghoa sudah lama melekat bersama masyarakat Indonesia, bahkan sebelum jaman penjajahan," kata Pelaksana Kegiatan Yayasan Nation Star Academy (NSA), Budi Hermawan di Surabaya, Selasa.

Dia menyampaikan sekitar 80 persen murid di sekolah tersebut adalah keturunan Tionghoa, sedangkan 20 persen sisanya memiliki latar belakang yang beragam.

"Kegiatan ini otomatis untuk membuka wawasan mereka, untuk belajar menghargai akar budaya yang ada di Indonesia dan bisa berkolaborasi dengan teman-temannya dari suku agama apa pun," ujarnya.

Berbagai kegiatan penunjang pun disiapkan oleh pihak sekolah yang berkolaborasi dengan OSIS. Para siswa-siswi juga diajak untuk membuat makanan dan kerajinan tangan yang selalu muncul dalam setiap perayaan Tahun Baru China, yang dikemas dalam sesi pelatihan.

Pelatihan yang disediakan antara lain pelatihan penulisan Kaligrafi (Chinese Caligraphy), Simpul Tiongkok (Chinese Knots), Lampion, Pangsit (Dumpling), dan banyak lainnya. Pelatihan itu terbuka untuk semua murid, meski bukan keturunan Tionghoa.

Para murid di sana mengikuti setiap pelatihan dengan antusias. Tiap-tiap lokasi pelatihan selalu ramai oleh siswa-siswi yang ingin belajar tentang kebudayaan China.

Seperti siswa-siswi yang ikut pelatihan kaligrafi Tionghoa, mereka diajari menulis huruf-huruf tersebut menggunakan kuas dan secarik kertas.

Lebih lanjut, Budi mengatakan NSA memang memasukkan mata pelajaran kebudayaan di dalam kurikulum. Khususnya budaya pembelajaran menggunakan Bahasa Mandarin dan Budaya Mandarin.

"Mata pelajaran budaya itu diterapkan dua sampai tiga kali per minggunya," ujar Budi.

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023