Kediri - Tim Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri, untuk memindahkan arca di situs peninggalan Kerajaan Majapahit yang terletak di Desa Semen, Kecamatan Pagu yang dirusak orang tidak dikenal.
"Untuk antisipasi, arcanya bisa dipindah ke kantor pemkab," kata Pelaksana Tugas Kepala BP3 Trowulan, Aris Soviani saat dihubungi dari Kediri, Senin.
Ia mengaku prihatin dengan kejadian perusakan yang dilakukan oleh orang tidak dikenal tersebut. Padahal, perangkat desa serta pemerintah daerah setempat sudah berjanji akan menjaganya.
Aris menuturkan, belum ada niatan untuk mengambil arca di lokasi tersebut. Selain sudah ada komitmen pemerintah daerah akan menjaganya, hingga kini juga belum ada permintaan dari pemda agar arca itu diambil.
"Kami tunggu surat resmi dari pemda jika ingin arca itu disimpan di kami. Tapi, alangkah lebih baik, jika arca itu tetap di tempatnya semula," ucap Aris.
Untuk penjagaan, kata dia, memang harus diperhatikan. Selama ini, di situs tersebut memang masih dibatasi dengan situs yang sifatnya darurat menggunakan bambu. Untuk itu, harusnya ada pagar yang sifatnya tidak permanan, tetapi kuat.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kabupaten Kediri, Edhi Purwanto, mengakui pemerintah belum bisa bertindak banyak tentang anjuran dari BP3 Trowulan untuk memindahkan lokasi arca itu di tempat yang lebih aman.
Edhi mengatakan, selama ini pemkab masih belum memiliki museum, hingga belum bisa bertindak banyak, termasuk memindahkan arca ke lokasi yang lebih aman.
"Pemkab belum punya museum yang representatif. Terlebih lagi, pemindahan arca itu bukan hal yang mudah, harus diperhatikan tenaganya, konstruksi bangunan, karena bukan hanya fisik, tapi juga SDM," ujar Edhi.
Situs di Desa Semen, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri dirusak orang tidak dikenal. Beberapa pagar yang mengitari situs itu dicabut dan dibuang ke sungai yang tidak jauh dari lokasi temuan situs.
Belum diketahui motif utama perusakan tersebut. Tetapi, diduga ada pihak yang kesal karena tempat itu sering dijadikan ajang prostitusi. Hal itu terbukti dari banyaknya tulisan yang ada di gubuk-gubuk yang sengaja dibangun.
Warga menilai, tempat itu sering dijadikan tempat prostitusi. Padahal, rencana awal pembangunan gubuk tersebut sebagai tempat istirahat para pengunjung situs.
Situs yang sengaja dirusak itu sudah dilindungi pemerintah. Sebuah tembikar atau alat kerajinan kuno pecah dan bercampur dengan fragmen serta wadah-wadah baru diketahui berserakan. Pecahan mangkok dan batu yuan yang juga peninggalan sejarah di lokasi ikut ditemukan sudah dalam keadaan hancur.
Situs tersebut ditemukan warga di lahan milik Imam dan Apas yang luas lahannya sekitar 120 rhu. Di tempat ini, terdapat tiga arca. Dua arca menyerupai sesosok naga dan satunya lagi menyerupai dewa Wisnu. Selain itu, juga ada tempat yang menyerupai taman kaputren dan terdapat sebuah pancuran air.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011