Pamekasan - Dimas Bayu Saputra, siswa SMPN Bringin, Kabupaten Ngawi mewakili Jawa Timur dalam festival dalang bocah tingkat nasional di Museum Bank Indonesia, Jakarta, 21 Juli 2011. Kasi Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Ngawi, Sukadi Sasmito Adji kepada ANTARA di Pamekasan, Rabu menjelaskan, Dimas dipercaya Pemprov Jatim setelah sebelumnya yang bersangkutan berhasil meraih juara dalam festival dalang bocah tingkat Jawa Timur 2009 lalu. "Jadi setelah pentas di sini, dalang Dimas bersama rombongan karawitan Kukilo Laras langsung berangkat ke Jakarta," kata Sukadi seusai pagelaran wayang kulit semalam suntuk di Vihara Avalokitesvara, Pamekasan, Madura, Rabu pagi. Dalang bocah Dimas Bayu Saputra akan berangkat ke Jakarta bersama 12 bocah penabuh karawitan, dan lima bocah pesinden cilik yang semuanya masih duduk di bangku SMP. Sukadi yang juga pembina Dimas di karawitan Kukilo Laras pada sanggar seni Mastuti Budaya asal Desa Gedung Prawu, Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi ini menjelaskan, anak (Dimas) dari pasangan suami istri Supratno dan Sulastri ini memang memiliki bakat seni. "Meski dia ini ditinggal kedua orang tuanya dan entah dimana keberadaan mereka sekarang, tapi semangat untuk tahu dalang sangat tinggi," paparnya, menjelaskan. Makanya, sambung Sukadi, pihaknya lalu membina Dimas secara intensif hingga akhirnya Dimas yang masih duduk di bangku kelas II SMPN Bringin, Ngawi tersebut bisa mendalang. Dimas Bayu Saputra sendiri mengaku, mulai belajar mendalang dan menabuh karawitan sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). "Saya belajar dalang dan menabuh kawaritan sejak kelas IV SD," ujarnya, menuturkan. Ia mengaku, hingga kini sudah menguasai dua cerita lakon pewayangan, yakni lakon "Gatotkoco" dan "Babat Alas Wonomarto". Sukadi Sasmito Adji lebih lanjut menjelaskan, banyaknya anak-anak di Kabupaten Ngawi yang mau belajar karawitan dan mendalang, tidak lepas dari perhatian pemerintah dalam berupaya mengembangkan seni tradisional. "Pemerintah dari pusat hingga provinsi sudah peduli dalam mempertahankan kesenian lokal yang ada di negeri ini. Sekarang tinggal peran pemerintah daerah dan masyarakat itu sendiri," tutur Sukadi. Ia menambahkan, bukti kepedulian pemerintah bisa dibuktikan dengan adanya gelar lomba kesenian tradisional bagi kalangan generasi muda. Salah satunya seperti festival dalang bocah dalam kesenian wayang kulit dan beragam jenis kesenian tradisional lainnya.

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011