Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Bangkalan, Jawa Timur mendata kerugian material akibat banjir Tahun Baru 2023 yang melanda sejumlah kecamatan di wilayah itu.
Kepala Pelaksana BPBD Pemkab Bangkalan Geger Heri Susianto di Bangkalan, Selasa, mengatakan banjir daerah itu pada Tahun Baru 2023 melanda lima kecamatan, yakni Arosbaya, Sepuluh, Tanjungbumi, Burneh, dan Blega.
Dari lima kecamatan ini, katanya, terparah di Kecamatan Blega dan Arosbaya, sedangkan tiga kecamatan lain, yakni Sepuluh, Tanjungbumi, dan Burneh tidak parah.
"Hanya menggenangi jalan raya," kata dia.
Berdasarkan data terbaru dilaporkan petugas lapangan, 5.139 kepala keluarga (KK) terdampak banjir. Data jumlah KK terdampak banjir ini bertambah 1.836 KK dari data awal yang dirilis BPBD Bangkalan.
"Data awal jumlah KK terdampak sebanyak 3.303 KK, namun dalam perkembangannya bertambah menjadi 5.139 KK, sesuai data terbaru laporan petugas lapangan," katanya.
Meski jumlah KK terdampak bertambah, katanya, lokasi korban tetap di dua kecamatan, yakni Arosbaya dan Blega.
Di Kecamatan Arosbaya 2.660 KK dan Blega 2.479 KK. Sebelumnya, di Kecamatan Blega terlaporkan 824 KK.
Saat ini, pihaknya masih melakukan pendataan jumlah kerugian material akibat banjir itu.
Sebab, sambung dia, banjir tidak hanya merendam perkampungan warga dan menggenangi jalan raya, akan tetapi juga menyebabkan sejumlah infrastruktur rusak, seperti jembatan putus dan tanah longsor.
"Salah satu jembatan yang rusak akibat banjir adalah jembatan penghubung antardesa, yakni antara Desa Aeng Tabar dengan Desa Planggiran, di Kecamatan Tanjungbumi, Bangkalan," katanya.
Terkait infrastruktur rusak ini, BPBD Pemkab Bangkalan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, sedangkan penanganan korban pascabencana pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan.
"Kalau Dinas Sosial terkait penanganan bantuan pascabanjir, sedangkan dengan Dinas Kesehatan untuk mengantisipasi dampak ikutan penyakit akibat banjir," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala Pelaksana BPBD Pemkab Bangkalan Geger Heri Susianto di Bangkalan, Selasa, mengatakan banjir daerah itu pada Tahun Baru 2023 melanda lima kecamatan, yakni Arosbaya, Sepuluh, Tanjungbumi, Burneh, dan Blega.
Dari lima kecamatan ini, katanya, terparah di Kecamatan Blega dan Arosbaya, sedangkan tiga kecamatan lain, yakni Sepuluh, Tanjungbumi, dan Burneh tidak parah.
"Hanya menggenangi jalan raya," kata dia.
Berdasarkan data terbaru dilaporkan petugas lapangan, 5.139 kepala keluarga (KK) terdampak banjir. Data jumlah KK terdampak banjir ini bertambah 1.836 KK dari data awal yang dirilis BPBD Bangkalan.
"Data awal jumlah KK terdampak sebanyak 3.303 KK, namun dalam perkembangannya bertambah menjadi 5.139 KK, sesuai data terbaru laporan petugas lapangan," katanya.
Meski jumlah KK terdampak bertambah, katanya, lokasi korban tetap di dua kecamatan, yakni Arosbaya dan Blega.
Di Kecamatan Arosbaya 2.660 KK dan Blega 2.479 KK. Sebelumnya, di Kecamatan Blega terlaporkan 824 KK.
Saat ini, pihaknya masih melakukan pendataan jumlah kerugian material akibat banjir itu.
Sebab, sambung dia, banjir tidak hanya merendam perkampungan warga dan menggenangi jalan raya, akan tetapi juga menyebabkan sejumlah infrastruktur rusak, seperti jembatan putus dan tanah longsor.
"Salah satu jembatan yang rusak akibat banjir adalah jembatan penghubung antardesa, yakni antara Desa Aeng Tabar dengan Desa Planggiran, di Kecamatan Tanjungbumi, Bangkalan," katanya.
Terkait infrastruktur rusak ini, BPBD Pemkab Bangkalan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, sedangkan penanganan korban pascabencana pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan.
"Kalau Dinas Sosial terkait penanganan bantuan pascabanjir, sedangkan dengan Dinas Kesehatan untuk mengantisipasi dampak ikutan penyakit akibat banjir," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023