Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bersama pengelola destinasi wisata berkolaborasi untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan, salah satunya memberikan dampak jangka panjang secara lingkungan, sosial budaya, serta ekonomi baik bagi masyarakat lokal maupun wisatawan.

"Taman Nasional Alas Purwo menyimpan potensi luar biasa yang bisa dikelola lebih baik lagi, apalagi lingkungan yang dijaga dan dilindungi bersama menjadi kunci terciptanya keindahan alam dan pariwisata berkelanjutan daerah," ujar Bupati Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Kamis.

Taman Nasional Alas Purwo di sisi selatan Banyuwangi tersebut merupakan tempat wisata berwawasan lingkungan yang mengutamakan konservasi alam.

Taman nasional ini memiliki setidaknya 700 jenis tumbuhan, banteng, macan tutul, monyet ekor panjang, kijang, babi hutan, serta 250 aves, dan reptil.

Kawasan ini juga memiliki banyak destinasi wisata menarik. Mulai kawasan savana, pantai, gua kuno, wisata budaya, hingga hutan bakau.

Taman nasional yang menyimpan beragam situs geologi, budaya, serta kekayaan hayati tersebut telah ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia oleh UNESCO. Kawasan yang masuk dalam jajaran Geopark Ijen, saat ini telah resmi diusulkan oleh Dewan Unesco Global Geopark untuk pengesahan sebagai Unesco Global Geopark.

"Kami berharap pariwisata berkelanjutan ini akan memberi dampak ekonomi kepada masyarakat setempat, budaya. Dan saya yakin, ke depan akan menjadi pengalaman luar biasa yang dialami oleh wisatawan," ujar Ipuk.

Kepala Balai Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi, Novita menjelaskan bahwa pengembangan TN Alas Purwo sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan akan terus diperkuat. Salah satunya dengan menjaga Alas Purwo agar tidak menjadi kawasan mass tourism.

Dia lalu menyebut jumlah kunjungan wisatawan ke TN Alas Purwo hingga saat ini berkisar 500-1000 orang di akhir pekan atau hari libur.

"Sebenarnya itu masih memenuhi daya tampung dan daya dukung kawasan. Maka rencana yang akan kami lakukan adalah pembatasan kendaraan," kata dia.

Pembatasan kendaraan ini dilakukan salah satunya untuk menjaga kelestarian flora dan fauna. Misalnya, dengan membuat kantong-kantong parkir di sejumlah titik.

"Tujuannya mengurangi tingkat polusi udara dan kebisingan yang dikhawatirkan mengganggu kenyamanan fauna, khususnya fauna prioritas seperti banteng dan macan tutul," kata Novita.

Menurut dia, rencananya ke depan kendaraan pengunjung hanya diizinkan masuk sampai titik yang telah ditentukan, kemudian disediakan transportasi, yakni menggunakan kendaraan listrik, tapi masih perlu kajian.

Selain itu, lanjut Novita, juga akan menggelar pelatihan-pelatihan penangkaran binatang untuk mendukung upaya pelestarian satwa prioritas di kawasan TN Alas Purwo, yakni macan tutul dan banteng.

Kepala Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I, Tegaldlimo, Probo Wresni Adji menambahkan mengenai pengelolaan sampah, Taman Nasional Alas Purwo akan menerima hibah alat pengolahan sampah dari lembaga Konservasi Indonesia pada awal 2023.

"Nanti kami akan melibatkan masyarakat, pengunjung, serta pemilik usaha resort di sekitar kawasan TN Alas Purwo dalam kegiatan pengelolaan sampah," kata Probo.

Data diperoleh, kunjungan wisatawan ke TN Alas Purwo pada tahun 2021 hingga 2022 mengalami lonjakan. Tercatat wisatawan domestik 99.456 orang pada 2021 menjadi dan naik 166.141 pada 2022.

Sementara untuk wisatawan mancanegara juga terjadi lonjakan 600 persen, dari tahun 2021 dibanding tahun 2022. Pada 2021 wisatawan mancanegara yang ke berkunjung ke Alas Purwo 1.965 orang, sedangkan sementara pada 2022 tercatat 14.175 orang. 

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022