Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyatakan bahwa adanya dua warga korban tewas akibat hubungan negatif dengan buaya di Kabupaten Kepulauan Meranti disebabkan adanya gangguan habitat di dalam sungai.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Berdasarkan pengamatan tim di lapangan, ada pengolahan dari sagu yang membuang limbah ke dalam sungai yang mengganggu habitat buaya yang ada di sana," kata Kepala BB KSDA Riau, Genman S Hasibuan di Pekanbaru, Selasa.
Hal itulah, kata dia, menyebabkan buaya melakukan penyerangan karena menurut intuisinya bisa menyebabkan tekanan baginya.
Ditengarai beberapa lokasi di Meranti habitat buaya telah mengalami gangguan baik oleh limbah maupun yang lainnya.
Ia menegaskan bahwa buaya muara merupakan satwa liar yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati, dan Ekosistemnya.
Sebelumnya, seorang pria di bernama Slamet Ma’arif (37), Senin (26/12) 2022 ditemukan tewas di Sungai Suir Kiri, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kepulauan Meranti usai hilang saat mengangkut tual sagu. Korban diduga hilang usai diterkam buaya saat melakukan pekerjaannya.
Korban lainnya juga seorang perakit kilang sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti ditemukan tewas Senin (26/12). Kejadian penyerangan menimpa korban bernama Zainal Bin Tahar (50) itu terjadi pada Ahad (25/12) pukul 16.00 WIB, di Sungai Desa Penyagun, Kecamatan Rangsang.
Ditengarai beberapa lokasi di Meranti habitat buaya telah mengalami gangguan baik oleh limbah maupun yang lainnya.
Ia menegaskan bahwa buaya muara merupakan satwa liar yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati, dan Ekosistemnya.
Oleh karena itu siapapun orangnya yang memasuki wilayah Indonesia punya tugas dan tanggung jawab terhadap semua jenis satwa liar termasuk buaya.
"Kami dari BBKSDA Riau mengimbau agar semua pihak, khususnya masyarakat agar tidak anarkis terhadap satwa liar yang dilindungi yang berada di Kepulauan Meranti. Kami juga berharap terutama dunia usaha yang membuang limbah ke dalam sungai agar menghentikannya, lakukanlah pengolahan limbah tanpa harus membuang ke sungai," kata Genman S Hasibuan.
Sebelumnya, seorang pria di bernama Slamet Ma’arif (37), Senin (26/12) 2022 ditemukan tewas di Sungai Suir Kiri, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kepulauan Meranti usai hilang saat mengangkut tual sagu. Korban diduga hilang usai diterkam buaya saat melakukan pekerjaannya.
Dalam pencarian sempat ditemukan seekor buaya, di mana perutnya dibelah untuk memastikan apakah korban berada di dalamnya.
Namun hasil pembelahan tidak menemukan potongan tubuh korban dan setelah itu barulah korban ditemukan mengambang dalam keadaan meninggal dunia.
Namun hasil pembelahan tidak menemukan potongan tubuh korban dan setelah itu barulah korban ditemukan mengambang dalam keadaan meninggal dunia.
Korban lainnya juga seorang perakit kilang sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti ditemukan tewas Senin (26/12). Kejadian penyerangan menimpa korban bernama Zainal Bin Tahar (50) itu terjadi pada Ahad (25/12) pukul 16.00 WIB, di Sungai Desa Penyagun, Kecamatan Rangsang.
Saksi rekan korban sempat melihat buaya dengan panjang kurang lebih 5 meter membawa korban ke arah hulu sungai. Korban yang satu ini akhirnya ditemukan dalam kondisi kedua kakinya sudah terputus akibat terkaman buaya tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022