Pamekasan - Aliran listrik di wilayah Kabupaten Pamekasan akhir-akhir ini sering padam karena terganggu mainan layang-layang milik warga di wilayah tersebut.
Kepala PLN Pamekasan Grahito, Senin, menjelaskan, hampir setiap hari di Pamekasan selalu ada aliran listrik padam akibat mainan layang-layang yang nyangkut di kabel listrik.
"Hampir setiap hari petugas kami di lapangan selalu disibukkan memperbaiki aliran listrik padam karena mainan layang," katanya menjelaskan.
Menurut dia, kondisi semacam itu tidak hanya terjadi di daerah tertentu saja, akan tetapi hampir di semua wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Pamekasan.
Grahito mengaku, telah menyampaikan imbauan kepada masyarakat yang suka bermain layang-layang agar tidak terlalu dekat dengan kebel listrik, sehingga tidak mengganggu sambungan aliran listrik.
Akan tetapi menurut dia, imbauan yang disampaikan pihak PLN tidak diindahkan.
"Kami tidak bisa memaksakan kehendak, semisal melarang mereka bermain layang-layang. Tapi paling tidak mereka bisa memahami bahwa dampaknya pada mereka sendiri ketika aliran listrik sering padam," ucap Grahito.
Menurut dia, jenis layang-layang yang paling berisiko ialah layang-layang yang menggunakan lampu.
Sebab, ketika jenis layang-layang tersebut turun saat tidak ada angin dan mengenai kabel listrik yang sedang 'nyala' maka bisa berpotensi terjadi ledakan.
"Soalnya di lampu layang-layang itu kan ada tegangan listriknya juga. Itu kan menggunakan bateri," katanya.
Jika, sambung Grahito, tegangan listrik di layang-layang itu menyentuh kabel listrik PLN, maka saat itulah akan terjadi ledakan.
"Jadi jenis layang-layang menggunakan lampu itu sebenarnya yang sangat berbahaya. Kalau layang-layang yang tanpa lampu tidak terlalu berbahaya," katanya menjelaskan.
Di Pamekasan, kata dia, ada empat wilayah kecamatan yang rawan terjadi pemadaman listrik pada musim kemarau ini akibat sering terganggu mainan layang-layang.
Keempat kecamatan itu masing-masing, Kecamatan Pademawu, Larangan, Galis dan Kecamatan Proppo.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011