Tulungagung - Angka buta huruf di Kabupaten Tulungagung hingga kini masih tinggi sebagai akibat tak kunjung turunnya dana pengentasan buta huruf dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI) Dinas Pendidikan Tulungagung, Bambang Triyono, saat dikonfirmasi wartawan seputar upaya pengentasan angka buta huruf di Kota Marmer, Jumat.
"Pemprov Jatim sebenarnya sudah mengalokasikan dana untuk program pemberantasan buta huruf sebesar Rp1,175 miliar tapi Kabupaten Tulungagung sampai saat ini masih belum bisa mencairkan," terangnya.
Hambatan pencairan dana tersebut menurut Bambang dikarenakan pihak pemprov masih mengacu pada data buta huruf yang di keluarkan BPS masing-masing kabupaten.
Kebijakan tersebut dinilai ironis karena dipihak lain dinas pendidikan justru belum mendapatkan data tersebut dari BPS.
"Aturannya memang dana tersebut hanya bisa dicairkan jika kami mengajukan berdasar data dari BPS. Itu yang jadi masalah karena selama ini kami belum mendapatkan data tersebut," ujarnya.
Meskipun begitu, Bambang berjanji untuk secepatnya berkoordinasi dengan BPS. Hal itu dimaksudkan agar mereka bisa secepatnya mengajukan dana pemberantasan buta huruf ke pemerintah provinsi.
Ia berharap, akhir Juli 2011 ini data tersebut sudah mereka peroleh sehingga pengajuan dana untuk pelaksanaan program pengentasan buta huruf bisa segera dilakukan.
"Secepatnya kami berkoordinasi dengan BPS yang mempunyai data buta huruf Kabupaten Tulungagung dan segera mencairkan dana itu," tegasnya.
Dinas Pendidikan Tulungagung sendiri berencana menggunakannya dana bantuan tersebut untuk membentuk kelompok belajar (Kejar) baru, baik kategori paket A maupun paket B, dalam kelompok-kelompok besar dimana setiap kelompoknya bisa mencapai 4.100 orang.
Setiap kejar akan didirikan di kantong-kantong wilayah yang mempunyai angka buta huruf yang sudah diidentifikasi.
Sesuai petunjuk pelaksanaan maupun petunjuk teknis kegiatan/program pemberantasan angka buta huruf, setiap kelompok Kejar paket A maupun Kejar paket B akan mendapatkan alokasi dana operasional sebesar Rp2,5 juta.
"Kalau sudah turun, kami akan bentuk kelompok belajar di kantong-kantong buta huruf yang sudah diidentifikasi. Setiap kelompok terdiri dari 4.100 orang dan mendapat bantuan Rp2,5 juta," terang Bambang
Sementara itu, berdasar data yang dikeluarkan BPS Tulungagung, saat ini ada sekitar 50 ribu lebih penyandang buta huruf di Kota Marmer. Dari jumlah itu, 15 ribu di antaranya dari kelompok laki-laki dan 35 ribu lainnya merupakan kaum perempuan dengan usia mayoritas di atas 40 tahun. *
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011