Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Kementerian Perindustrian, mendorong para tukang sol sepatu di Indonesia menjadi wirausahawan, dengan program pemberdayaan.
Direktur Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Ni Nyoman Ambareni, dalam siaran persnya di Surabaya, Rabu, mengatakan, program itu meliputi pelatihan teknik memperbaiki sepatu, memberikan kelas khusus tentang penggunaan bahan lem, hingga mengajak mengikuti pameran di mall.
Ia mengatakan, direktorat juga gencar melakukan pembinaan UMKM di bidang sepatu, dan menyiapkan sejumlah program di antaranya peningkatan skil, serta memberikan peralatan sederhana bahkan ke depan akan ada bantuan atau fasilitas permodalan dengan menggandeng bank plat merah melalui program Kredit Usaha Rakyat.
"Dengan mendapatkan pembinaan dari kami, harapannya jasa tukang sol sepatu ini bisa naik kelas. Nah, nanti efeknya bisa meningkatkan pendapatan mereka," kata Ni Nyoman Ambareni.
Nyoman menyebut jika pasar industri persepatuan di Indonesia kini makin prospektif. Selain banyak pemain baru khususnya generasi muda juga motif yang ditawarkan para pelaku usaha semakin beragam.
Hanya, Nyoman mengingatkan saat ini industri persepatuan dalam negeri harus menghadapi gempuran produk sepatu dari China yang harganya jauh lebih rendah.
"Tentu saja ini menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama. Salah satunya melalui efisiensi produk ataupun meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membeli produk buatan Indonesia," katanya.
Indonesia saat ini berada di urutan nomor empat negara sebagai konsumen alas kaki terbesar di dunia. Sedangkan, produksi alas kaki Indonesia menempati urutan ke-3 di dunia dengan total ekspor hingga 427 pasang dalam satu tahun. Angka ini setara dengan 32 persen market share di dunia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Direktur Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Ni Nyoman Ambareni, dalam siaran persnya di Surabaya, Rabu, mengatakan, program itu meliputi pelatihan teknik memperbaiki sepatu, memberikan kelas khusus tentang penggunaan bahan lem, hingga mengajak mengikuti pameran di mall.
Ia mengatakan, direktorat juga gencar melakukan pembinaan UMKM di bidang sepatu, dan menyiapkan sejumlah program di antaranya peningkatan skil, serta memberikan peralatan sederhana bahkan ke depan akan ada bantuan atau fasilitas permodalan dengan menggandeng bank plat merah melalui program Kredit Usaha Rakyat.
"Dengan mendapatkan pembinaan dari kami, harapannya jasa tukang sol sepatu ini bisa naik kelas. Nah, nanti efeknya bisa meningkatkan pendapatan mereka," kata Ni Nyoman Ambareni.
Nyoman menyebut jika pasar industri persepatuan di Indonesia kini makin prospektif. Selain banyak pemain baru khususnya generasi muda juga motif yang ditawarkan para pelaku usaha semakin beragam.
Hanya, Nyoman mengingatkan saat ini industri persepatuan dalam negeri harus menghadapi gempuran produk sepatu dari China yang harganya jauh lebih rendah.
"Tentu saja ini menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama. Salah satunya melalui efisiensi produk ataupun meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membeli produk buatan Indonesia," katanya.
Indonesia saat ini berada di urutan nomor empat negara sebagai konsumen alas kaki terbesar di dunia. Sedangkan, produksi alas kaki Indonesia menempati urutan ke-3 di dunia dengan total ekspor hingga 427 pasang dalam satu tahun. Angka ini setara dengan 32 persen market share di dunia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022