Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto menegaskan efisiensi melalui transformasi digital menjadi salah satu cara industri manufaktur untuk bisa bertahan saat menghadapi krisis.

"Industri manufaktur di Jatim ini sangat besar, kontribusinya terhadap nasional mencapai 23,41 persen. Ini harus terus dipertahankan dan ditingkatkan melalui transformasi digital, terlebih di saat resesi membayangi dunia," kata Adik saat dialog bertajuk "Industrial Roadshow and Business Forum for Automotive Manufacturing: Drive Business Efficiency and Profitability Through Powerful Solutions" di Surabaya, Jumat.

Salah satu industri manufaktur Indonesia yang memiliki potensi besar adalah industri otomotif seiring pertumbuhan kelas menengah.

Di tahun 2017, kelas menengah Indonesia mencapai 22 persen, yang saat ini hingga lima tahun ke depan diproyeksikan mencapai 30 persen, dan di tahun 2050 bakal menjadi 50 persen.

"Ini peluang untuk bisnis otomotif karena kelas menengah banyak. Jika transportasi umum belum tersedia dengan baik, pasti akan mengarah ke sana. Apalagi infrastruktur sudah bagus, jalur tol sudah tersambung. Bahkan saat even GIAS di Jakarta, seolah-olah kita tidak menghadapi krisis karena transaksi sangat bombastis, triliunan rupiah termasuk mobil listrik," ucapnya.

Dia mengatakan, industri manufaktur otomotif memang menjadi salah satu industri strategis nasional.

Secara nasional, pada kuartal kedua tahun 2022, manufaktur otpmotif telah mengalami pertumbuhan sebesar 7,35 persen, lebih tinggi dibanding rata-rata pertumbuhan industri secara umum yang mencapai 4,33 persen.

Sementara jumlah industri perakitan kendaraan roda 4 atau lebih mencapai 21 industri dengan total investasi sebesar Rp140 triliun. Dari investasi terbesar 83,3 persen dari Jepang, sisanya dari Korea Selatan, China, dan Uni Eropa serta dalam negeri.

Ketua Kadin Surabaya Ali Affandi LaNyalla M.M juga menyatakan harus ada strategi tepat yang dilakukan oleh pelaku industri manufaktur, khususnya otomotif untuk bisa memenangkan persaingan.

"Tantangan ke depan tidak mudah karena Indonesia ini adalah pasar potensial, maka luar negeri juga memperebutkan. Bahkan Presiden Jokowi mengatakan tahun depan adalah tahun gelap. Harus ada siasat dan strategi, salah satunya ya efisiensi melalui transformasi digital dan penggunaan teknologi tinggi," kata dia.

Transformasi digital memiliki kerangka kerja yang membantu perusahaan untuk meningkatkan performanya, di antaranya adalah membangun kapabilitas sistem operasional, kepemimpinan yang efektif mendorong pembentukan budaya internal yang Baru.

Country Manager Epicor Indonesia Adhi Firmansyah mengatakan bahwa Roadshow and Business Forum for Automotive Manufacturing yang digelar kali ini ditujukan untuk mengedukasi market Jatim tentang pentingnya transformasi digital di era 4.0.

"Industri manufaktur di sini sangat besar dan sekarang Jatim sudah mulai ada saingannya yaitu Jateng. Maka Jatim harus melakukan efisiensi proses agar menjadi market yang kompetitif untuk bisa bersaing. Dan Epicor sangat serius dalam mengembangkan market. Kami juga sudah berpartner dengan UB Malang untuk sumber daya manusia masa depan di Jatim," katanya.

Saat ini, ada sekitar 30.000 customer yang telah menggunakan produk teknologi Epicor di seluruh dunia. Dalam 10 tahun terakhir jumlah customer Epicor di Indonesia mencapai 150 Industri besar dan menengah.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022