Pasangan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi menjadi satu-satunya wakil ganda putri Indonesia yang lolos ke babak 16 besar turnamen bulutangkis Prancis Terbuka 2022, setelah Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti terhenti pada babak pertama, Selasa.
Ana/Tiwi melewati babak pertama dengan mengalahkan ganda putri Jerman Stine Kuespert/Emma Moszczynski dalam pertarungan tiga gim 18-21, 21-9, 21-13 di Stade Pierre de Coubertin, Paris.
"Di gim pertama kami terlalu mengikuti pola lawan, kami jadi kesulitan sendiri dan banyak sumbang poin buat lawan. Baru di gim kedua kami ubah pola permainan dan lebih banyak dapat poin," kata Ana lewat pesan tertulis PP PBSI di Jakarta, Rabu.
Kondisi shuttlecock yang berat sempat menyulitkan duo peringkat ke-28 itu untuk mengatur tempo permainan. Namun kondisi tersebut berhasil dimanfaatkan agar tidak bermain dalam tempo cepat karena berisiko menguras tenaga lebih cepat.
"Kunci kemenangan kami bermain lebih taktis dan tidak main kencang. Kami mengontrol tempo dengan membuat lawan tidak selalu memukul kencang. Jadi bermain dengan ada variasinya," ujar Tiwi.
Pada babak selanjutnya, Ana/Tiwi berusaha lebih konsisten dan bermain lebih baik lagi karena semakin jauh melangkah maka lawan yang dihadapi akan semakin berat.
Oleh sebab itu persiapan yang lebih baik menjadi modal mereka agar bisa tampil prima pada babak-babak selanjutnya.
Sementara itu nasib berbeda dialami Apri/Fadia yang langsung tersingkir di babak pertama setelah dikalahkan pasangan Pearly Tan/Thinaah Muralitharan dari Malaysia.
Pasangan unggulan ketujuh itu tunduk dalam pertandingan yang berlangsung ketat selama 74 menit dan berakhir dengan tiga gim 20-22, 21-19, 7-21.
Kesalahan yang berujung kerugian besar terjadi pada gim pertama ketika Apri/Fadia yang melaju dengan perolehan poin lebih unggul, tapi justru disalip oleh pasangan Malaysia itu pada saat gim poin.
Saat pasangan Indonesia sudah nyaman dengan keunggulan 20-16, Pearly/Thinaah meleset dengan meraih enam poin beruntun dan mengamankan kemenangan gim pembuka dengan 22-20.
"Kami tidak sadar bahwa saat memimpin bisa terjadi hal yang berbeda. Kami merasa lepas dari itu, jadinya tidak sadar," kata Apri soal kekalahan mereka. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Ana/Tiwi melewati babak pertama dengan mengalahkan ganda putri Jerman Stine Kuespert/Emma Moszczynski dalam pertarungan tiga gim 18-21, 21-9, 21-13 di Stade Pierre de Coubertin, Paris.
"Di gim pertama kami terlalu mengikuti pola lawan, kami jadi kesulitan sendiri dan banyak sumbang poin buat lawan. Baru di gim kedua kami ubah pola permainan dan lebih banyak dapat poin," kata Ana lewat pesan tertulis PP PBSI di Jakarta, Rabu.
Kondisi shuttlecock yang berat sempat menyulitkan duo peringkat ke-28 itu untuk mengatur tempo permainan. Namun kondisi tersebut berhasil dimanfaatkan agar tidak bermain dalam tempo cepat karena berisiko menguras tenaga lebih cepat.
"Kunci kemenangan kami bermain lebih taktis dan tidak main kencang. Kami mengontrol tempo dengan membuat lawan tidak selalu memukul kencang. Jadi bermain dengan ada variasinya," ujar Tiwi.
Pada babak selanjutnya, Ana/Tiwi berusaha lebih konsisten dan bermain lebih baik lagi karena semakin jauh melangkah maka lawan yang dihadapi akan semakin berat.
Oleh sebab itu persiapan yang lebih baik menjadi modal mereka agar bisa tampil prima pada babak-babak selanjutnya.
Sementara itu nasib berbeda dialami Apri/Fadia yang langsung tersingkir di babak pertama setelah dikalahkan pasangan Pearly Tan/Thinaah Muralitharan dari Malaysia.
Pasangan unggulan ketujuh itu tunduk dalam pertandingan yang berlangsung ketat selama 74 menit dan berakhir dengan tiga gim 20-22, 21-19, 7-21.
Kesalahan yang berujung kerugian besar terjadi pada gim pertama ketika Apri/Fadia yang melaju dengan perolehan poin lebih unggul, tapi justru disalip oleh pasangan Malaysia itu pada saat gim poin.
Saat pasangan Indonesia sudah nyaman dengan keunggulan 20-16, Pearly/Thinaah meleset dengan meraih enam poin beruntun dan mengamankan kemenangan gim pembuka dengan 22-20.
"Kami tidak sadar bahwa saat memimpin bisa terjadi hal yang berbeda. Kami merasa lepas dari itu, jadinya tidak sadar," kata Apri soal kekalahan mereka. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022