Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) sekaligus tokoh masyarakat Jawa Timur Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menilai tragedi Kanjuruhan sangat memukul citra sepak bola Indonesia.

Menurut dia, seluruh pihak harus bersabar menanti waktu tepat agar seluruh tersangka dalam kasus itu mempertanggungjawabkannya.

"Kita harus bersyukur kejadian di Kanjuruhan pemerintah langsung turun tangan dengan membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF)," ujarnya dalam siaran pers diterima di Surabaya, Selasa.

"Saya berharap kepada suporter agar supaya tetap bersabar jangan terpengaruh dan terprovokasi oleh 'pahlawan kesiangan' yang ingin menunggangi kejadian di Kanjuruhan," ucapnya.

Ia tidak ingin ada penunggang gelap atau orang yang menginginkan Indonesia terpecah belah.

"Jangan sampai dipecah oleh pihak yang menyudutkan polisi karena tembakan gas air mata. Padahal, Polri sudah memperbaiki kinerjanya bersama pemerintah," katanya.

"Polisi semakin baik dalam mewujudkan keadilan dalam penyelidikan dan penyidikan tragedi di Kanjuruhan," tambahnya.

Pada Sabtu (1/10), kericuhan terjadi seusai pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. 

Ketika kerusuhan semakin membesar, petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter menggunakan gas air mata.

Kerusuhan tersebut menyebabkan 133 orang meninggal dunia dan ratusan orang lainnya luka-luka.

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022