Pemerintah Kota Surabaya berkoordinasi dengan seluruh fasilitas layanan kesehatan di daerah itu untuk mewaspadai penyakit gagal ginjal misterius yang telah menjangkit 131 anak di Indonesia.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Sabtu, menyatakan hingga saat ini di daerah setempat belum tercatat adanya pasien anak mengidap penyakit gagal ginjal misterius.

Meski demikian, apabila ditemukan adanya kasus tersebut, segera dilakukan penanganan di RSUD Dr. Soewandi dan RS Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya.

"Semoga di Surabaya tidak ada karena kami sudah antisipasi. Jika itu terjadi maka pengobatannya dilakukan di RSUD Soewandi dan BDH," kata dia.

Cak Eri, sapaan akrabnya itu, menjelaskan, jika terdapat penemuan kasus tersebut maka jaminan biaya rumah sakit bagi pasien KTP Surabaya ditanggung Pemkot Surabaya melalui program Universal Health Coverage (UHC) atau kerja sama Pemkot Surabaya dan BPJS Kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara gratis.

"Surabaya sudah memiliki BPJS melalui program UHC, artinya sudah ditanggung semua. Pembiayaan untuk cuci darah dapat dikaver dengan BPJS, kalau itu sudah KTP Surabaya maka itu gratis," ujar dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan hingga saat ini belum ada laporan kasus terkait penyakit gagal ginjal misterius yang menyerang warga.

Meski demikian, pihaknya terus meningkatkan upaya promosi kesehatan melalui sosialisasi kepada masyarakat terkait kewaspadaan terhadap penyakit gagal ginjal misterius melalui puskesmas di seluruh Surabaya.

Ia menambahkan para orang tua harus tetap tenang dan waspada terhadap penyakit tersebut, yakni dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan mengonsumsi makanan bergizi, tinggi kalori dan protein.

Jika ada keluarga yang sakit, lanjut dia, diharapkan segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan untuk memperoleh pengobatan dari dokter.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022