Korban luka akibat tragedi Stadion Kanjuruhan yang dirawat di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Jawa Timur, saat ini tinggal 26 orang.
"Dari 45 pasien luka yang masuk ke Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar, saat ini tinggal 26 orang yang dirawat. Sisanya sudah diambil keluarga," kata Kasubbag Hukum, Humas dan Pemasaran Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang, Dony Iryan Vebry Prasetyo di Kota Malang, Senin.
Dony memaparkan, dari 26 orang pasien yang dirawat, enam orang harus menjalani perawatan di ICU karena harus mendapat penanganan secara khusus.
"Dari 26 pasien itu, enam di ICU, karena harus mendapat penanganan khusus. Sementara 20 orang menjalani perawatan di ruang perawatan biasa," ujar dia.
Dia mengatakan, kebanyakan pasien yang ditangani RSSA Malang adalah pasien dengan keluhan sesak nafas.
"Jadi bukan memar karena benda tumpul, tapi mungkin karena himpitan. Ada yang patah tulang tapi tidak parah," kata dia.
Selain sesak nafas, pasien dengan mata merah paling banyak ditangani.
Dony mengatakan dalam penanganan pasien akibat tragedi Kanjuruhan yang paling kerja keras adalah dokter mata dan dokter pneumonia atau penyakit dalam.
Sementara itu, terdapat tujuh pasien baru yang hari ini ke RSSA untuk melakukan observasi.
"Mereka memeriksakan diri karena merasa ada masalah di kesehatannya dan sampai saat ini menunggu hasil," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Dari 45 pasien luka yang masuk ke Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar, saat ini tinggal 26 orang yang dirawat. Sisanya sudah diambil keluarga," kata Kasubbag Hukum, Humas dan Pemasaran Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang, Dony Iryan Vebry Prasetyo di Kota Malang, Senin.
Dony memaparkan, dari 26 orang pasien yang dirawat, enam orang harus menjalani perawatan di ICU karena harus mendapat penanganan secara khusus.
"Dari 26 pasien itu, enam di ICU, karena harus mendapat penanganan khusus. Sementara 20 orang menjalani perawatan di ruang perawatan biasa," ujar dia.
Dia mengatakan, kebanyakan pasien yang ditangani RSSA Malang adalah pasien dengan keluhan sesak nafas.
"Jadi bukan memar karena benda tumpul, tapi mungkin karena himpitan. Ada yang patah tulang tapi tidak parah," kata dia.
Selain sesak nafas, pasien dengan mata merah paling banyak ditangani.
Dony mengatakan dalam penanganan pasien akibat tragedi Kanjuruhan yang paling kerja keras adalah dokter mata dan dokter pneumonia atau penyakit dalam.
Sementara itu, terdapat tujuh pasien baru yang hari ini ke RSSA untuk melakukan observasi.
"Mereka memeriksakan diri karena merasa ada masalah di kesehatannya dan sampai saat ini menunggu hasil," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022