Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali meminta PSSI untuk memperbaiki sistem kompetisi Liga Indonesia agar tragedi di Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan ratusan orang tidak terulang kembali. 

"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, PSSI diminta melakukan evaluasi secara total terhadap sistem saat ini, yang digunakan sebagai cara berkompetisi sehingga akan dapatkan cara terbaik, para pemain bisa main tenang, dan penonton nyaman menonton," kata Amali di Stadion Kanjuruhan Malang, Jatim, Minggu. 

Zainudin percaya PSSI sedang berusaha skuat tenaga menyuguhkan pertandingan dengan sebaik-baiknya. Namun musibah tersebut tak terelakkan.

Dia berharap kejadian tersebut tidak merusak sepak bola nasional.. Sebab sepak bola Indonesia saat ini tengah berkembang. 

"Kita tahu bahwa perkembangan sepak bola di Tanah Air akhir-akhir ini perkembangan baik, kemajuan timnas senior, kelompok umur. Kami berharap kejadian ini tidak akan merusak sepak bola kita," kata dia. 

Amali menambahkan, Presiden Jokowi telah memberikan arahan agar kasus tersebut ditangani dengan tuntas agar tidak terulang di kemudian hari. 

"Presiden memberikan arahan kepada saya, Kapolri, Gubernur Jatim dan PSSI untuk menangani sebaik-baiknya dan serius. Tentunya sesuai dengan bidang tugas masing-masing, akan dilakukan professional dan terbuka, dan dilakukan serius," ujar dia. 

Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Petugas pengamanan, kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Ditembakkannya gas air mata tersebut dikarenakan para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan akibat kejadian tersebut sebanyak 125 orang dilaporkan meninggal dunia. 

 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Abdul Hakim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022