Sebanyak 17 jenazah korban kerusuhan tragedi Stadion Kanjuruhan telah diidentifikasi oleh tim dokter di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang.

“Semua jenazah sudah diidentifikasi, tinggal menunggu kecocokan dengan keluarga,” ujar Direktur RSSA Malang dr Kohar Santoso kepada wartawan di Malang, Jatim, Minggu.

Karena masih dilakukan pencocokan detil dengan keluarga, pihaknya belum bisa mengungkapkan data-data dan identitas para korban meninggal dunia.

Selain 17 korban meninggal dunia, di RSSA juga dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebanyak delapan orang yang menderita luka berat, kemudian empat orang mengalami luka ringan.

Mantan Kepala Dinas Kesehatan Jatim tersebut menyampaikan para korban meninggal dunia akibat berdesak-desakan dan sebagian terinjak sehingga menyebabkan trauma di kepala dan dada.

Setelah dilakukan proses identifikasi, pihaknya akan merawat jenazah sesuai dengan syariat Islam, khususnya jenazah Muslim.

“Setelah dicocokkan, kami akan memandikan, lalu menshalati jenazah. Baru kemudian diantar ke rumah duka,” kata dr Kohar.

Sementara itu, secara keseluruhan, korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur pascapertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya bertambah menjadi 129 orang.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi mengatakan bahwa hingga saat ini tambahan dua orang korban meninggal dunia tersebut meninggal usai menjalani perawatan.

"Untuk jumlah korban saat ini masih kita cocokkan, yang sudah pasti sebanyak 129 orang. Mudah-mudahan jangan bertambah," kata Muhadjir.

Muhadjir menjelaskan, saat ini tim di lapangan masih mengumpulkan fakta-fakta di lapangan dan akan dilakukan investigasi terkait tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu malam (1/10) tersebut.

Menurutnya, untuk saat ini fokus penanganan yang dilakukan adalah kepada para korban yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di wilayah tersebut. Setelah itu, baru akan dilakukan investigasi dan kemudian mengambil sikap dari kejadian itu.

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Abdul Hakim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022