Deretan klub Liga 1 menyampaikan ucapan duka cita atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10) malam, yang menewaskan setidaknya 127 orang.

Dirangkum dari laman maupun akun Instagram resmi klub, Minggu, klub-klub mendoakan para korban dan berharap tragedi yang menewaskan ratusan orang itu jangan sampai terulang.

Persib Bandung melalui laman resminya menyampaikan duka cita atas insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10) kemarin.

Manajemen Persib menyesalkan insiden setelah pertandingan Arema FC kontra Persebaya Surabaya itu yang menimbulkan korban jiwa.

"Semoga keluarga korban diberikan ketabahan, korban luka-luka segera pulih, dan yang meninggal dapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa," tulis Persib.

"Semoga insiden ini pun adalah yang terakhir dan tidak ada lagi korban jatuh atas nama sepak bola," harap Persib memungkasi tulisannya.

Bali United dalam unggahan di akun Instagram resminya juga menyampaikan duka cita atas Tragedi Malang.

"Rivalitas hanya 90 menit di atas lapangan, di luar itu kita semua saudara," unggah Bali United.

Dalam lanjutan unggahannya, Bali United mengingatkan mau sampai kapan akan begini terus, sebab sejatinya menonton sepak bola untuk mendapat hiburan, bukan berujung di kuburan.

"Tak ada yang salah dari mencintai sepak bola. Tak ada yang salah pula dari mendukung klub kesayangan sepenuh hati. Namun, kalau nyawa jadi taruhan, jelas itu sebuah kesalahan," tulisnya.

"Sayang seribu sayang, di tengah prestasi sepak bola kita yang tengah meningkat, suporter masih saja kehilangan akal sehat," tambah Bali United.

Manajemen Serdadu Tridatu kembali mengingatkan para suporter bahwa perilaku anarkis seperti itu hanyalah fanatisme semu.

"Nikmati sepak bola secukupnya, dukung tim kesayangan sewajarnya. Meski jemu, pesan ini tetap harus kalian tahu. Jangan ada lagi, korban dari sepak bola kita. Sudahi potret kelam sepak bola Tanah Air," tulisnya.

"Turut berduka cita untuk keluarga korban," tulis Bali United menutup unggahannya.

PSIS pun menyampaikan ungkapan duka cita dan berharap tragedi memilukan itu tidak akn terulang kembali.

"Keluarga besar PSIS Semarang turut berdukacita atas insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Sejenak kita doakan para korban dan berharap tragedi ini tidak terulang lagi. Karena sejatinya tidak ada nyawa yang seharga sepak bola. Pray for Malang," tulis PSIS.

Demikian pula klub-klub lainnya, seperti PSS Sleman, Bhayangkara FC, Borneo FC, Madura United, Persija Jakarta, PSM Makassar, Barito Putera, dan Persebaya Surabaya.

"Keluarga PSS Sleman menyampaikan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas tragedi yang terjadi di Malang. Mari sejenak kita berdoa untuk para korban, semoga mereka senantiasa diberikan tempat terbaik di sisi Tuhan," tulis PSS di akun Instagram resminya.

"Turut berduka cita atas jatuhnya korban jiwa di Stadion Kanjuruhan, Malang," tulis Bhayangkara FC.

"Duka Cita Paling Dalam dari Kami Borneo FC, Al Fatihah," tulis Borneo FC.

"Tidak ada pertandingan sepak bola yang sebanding dengan sebuah nyawa. Kanjuruhan berduka. Keluarga Besar Madura United turut berduka cita sedalam-dalamnya," tulis Madura United.

"Segenap keluarga besar Persija Jakarta mengucapkan bela sungkawa terdalam atas apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang," tulis Persija.

Manajemen Macan Kemayoran juga mengajak untuk memanjatkan doa untuk para korban dan keluarga yang ditinggalkan.

"Keluarga besar PSM Makassar turut berduka cita sedalam-dalamnya atas tragedi di Stadion Kanjuruhan. Sesaat, kita tundukkan kepala, berdoa untuk para korban dan keluarga yang ditinggalkan. Doa terbaik untuk duka kita bersama," tulis PSM.

"Keluarga Besar PS Barito Putera turut berduka cita yang sedalam dalamnya atas apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang," tulis Barito Putera.

"Mari kita panjatkan doa untuk para korban dan keluarga yang di tinggalkan. Tidak ada sepakbola yang sebanding dengan nyawa," tambahnya.

Keluarga besar Persebaya juga turut berdukacita sedalam-dalamnya atas jatuhnya korban jiwa setelah laga Arema FC vs Persebaya

"Al Fatihah untuk para korban
Dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Tidak ada satupun pertandingan sepak bola yang sebanding dengan nyawa," unggah Persebaya.

Sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10) malam.

Dalam pertandingan itu, Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3. Kekalahan itu merupakan yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan anggota Polri.

Nico menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tambahnya.

Menurut dia, pertandingan di Stadion Kanjuruhan tersebut sebenarnya berjalan dengan lancar.

Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Nico menjelaskan penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," katanya. (*)
 
 

Pewarta: Zuhdiar Laeis

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022