Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menempatkan satu perawat dan bidan di setiap desa guna mempermudah dan mempercepat akses kesehatan bagi masyarakat setempat

"Tugas mereka mengidentifikasi dan melakukan penanganan dasar yang dibutuhkan. Jika diperlukan perawatan lebih lanjut, akan dilaporkan dan dirujuk ke puskesmas maupun rumah sakit terdekat menggunakan mobil siaga yang sudah ada di setiap desa," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat peluncuran inovasi "Peran Bangsa" secara virtual dalam Seminar Nasional Korwil VIII Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur, Kamis.

Peluncuran "Peran Bangsa" ini dihadiri secara daring oleh Kepala Sub Direktorat Kesehatan, Ditjen Bina Bangda Kemendagri, Arifin Efendi Hutagalung yang Plt. Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat, Dewan Pengurus Pusat PPNI Harif Fadhillah, Ketua DPW PPNI Jatim Nur Salam, Ketua DPD PPNI Banyuwangi Subroto, Ketua IDI Banyuwangi dr. Nely Mulyaningsih, Ketua Ikatan Bidan Indonesia Banyuwangi Yulianingsih, serta kepala puskesmas se-Banyuwangi.

"Semoga dengan inovasi ini penanganan berbagai masalah sosial di setiap desa bisa ditangani secara cepat dan berkualitas. Seperti lansia (lanjut usia) miskin sebatang kara, stunting, ibu hamil berisiko tinggi, dan berbagai masalah sosial lainnya," ujar Ipuk.

Bupati Ipuk berpesan agar seluruh elemen masyarakat bisa bahu membahu dalam penanganan permasalahan sosial di lingkungannya.

"Semua harus peka dan sensitif. Camat, kades, lurah, puskesmas, termasuk perawat dan bidan yang bertugas, harus aktif melakukan deteksi dini ke masyarakat. Jangan menunggu ada laporan baru ditangani," kata dia.

Ia juga menyinggung kasus Mbah Waras, lansia sebatang kara sakit di Kecamatan Tegaldlimo, yang terlambat mendapatkan penanganan. Bupati Ipuk mewanti-wanti agar kasus ini tidak sampai terulang lagi di wilayah yang lain.

"Apalagi ada inovasi ini. Perawat dan bidan yang ditugaskan harus bisa menjadi ujung tombak dan akselerator pelayanan kesehatan di tingkat desa. Sehingga jika ditemukan permasalahan, bisa ditangani dengan cepat," ucapnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan jumlah tenaga perawat dan bidan yang ada di Banyuwangi sangat memenuhi. Saat ini terdapat sekitar seribu tenaga perawat dan bidan di Banyuwangi, baik ASN maupun non-ASN.

"Jumlah ini sudah sangat mencukupi untuk disebar di 219 desa dan kelurahan sehingga tidak perlu lagi merekrut tenaga baru. kami akan segera memploting untuk penempatannya," ujar Amir.

Program ini mendapatkan tanggapan positif dari Arifin Efendi Hutagalung, Kepala Sub Direktorat Kesehatan, Ditjen Bina Bangda Kemendagri.

"Kami sangat mengapresiasi inovasi ini. Semoga adanya sinergi peran perawat dan bidan bisa mendongkrak percepatan pembangunan bidang kesehatan di Banyuwangi," tuturnya.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022