Sebanyak 1.200 pemain terlibat dalam Drama Musikal Sejarah "Berkibarlah Benderaku" yang digelar bersamaan dengan acara Car Free Day (CFD) di Jalan Tunjungan Kota Surabaya, Jawa Timur, Ahad.

"Kegiatan yang mengusung semangat nasionalis ini berkisah tentang perjuangan arek-arek Suroboyo dalam peristiwa perobekan bendera Belanda yang terjadi pada 19 September 1945," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya Wiwiek Widayati.

Ribuan pemain yang terlibat di antaranya diikuti oleh pelajar, seniman, mahasiswa, dan pecinta sejarah di Surabaya.

Menurut Wiwiek, pagelaran tersebut merupakan penampilan drama musikal yang didukung oleh lintas kesenian.

Konsep pertunjukan tersebut berformat happening art yang memanfatkan Jalan Tunjungan sebagai ruang pertunjukan, mulai dari unsur teatrikal, tari, musik, puisi, dan penampil  yang berkolaborasi untuk mengekspresikan nilai-nilai sejarah dalam penguatan Kota Surabaya sebagai "Kota Pahlawan".

Penampilan drama musikal ini dibagi tiga spot, yakni di dekat Siola dan Jalan Ketandan, kedua ada di depan Jalan Genteng Besar, dan ketiga adalah penampilan inti di Hotel Majapahit, yang saat peristiwa lalu bernama Hotel Yamato.

Sementara itu, sutradara Drama Musikal Sejarah “Berkibarlah Benderaku”, Heri Prasetyo mengakui konsep drama itu kali kini berbeda dengan drama kolosal sebelumnya, dimana masyarakat diajak untuk berpartisipasi dalam pertunjukan dengan mengenakan kostum atau pakaian Surabaya tempo dulu.

Pihaknya juga mengajak masyarakat menjadi bagian dalam pertunjukan dengan menyanyikan lagu bertema perjuangan, serta bersama-sama ikut memegang bendera merah putih dengan panjang 770 meter.

"Penampilan drama musikal kali ini juga diikuti oleh 150 mahasiswa pertukaran pelajar se-Tanah Air," kata Heri Prasetyo.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022