Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk menyalurkan gas bumi sampai dengan 17.5 BBTUD untuk mendukung keberlanjutan PT Fajar Surya Wisesa Tbk atau Fajar Paper, dengan menggunakan skema seasonal selling, atau volumenya disesuaikan dengan kebutuhan dalam periode tertentu.
Direktur Sales dan Operasi PGN, Faris Aziz, dalam siaran persnya di Surabaya, Jumat, mengatakan penyaluran gas bumi tersebut merupakan kontrak jangka panjang sampai tahun 2035 yang diikat dalam Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG).
PJBG ditandatangani oleh Sonny Rahmawan Abdi selaku General Manager Sales and Operation Regional II PGN dan Yustinus Yusuf Kusumah selaku Direktur PT Fajar Surya Wisesa.
Ia mengatakan, pemenuhan gas ke Fajar Paper berasal dari dari portfolio alokasi pasokan Gas PT PGN Tbk di Jawa Bagian Barat yang disalurkan menggunakan pipa South Sumatera West Java (SSWJ) dan pipa distribusi dedicated hilir milik PT PGN Tbk.
Ke depan, Fajar Paper berencana melakukan pengembangan Gas Turbin dan satu unit Paper Mill sehingga penyaluran gas diharapkan akan meningkat menjadi 28-30 BBTUD.
"PGN akan menjaga performa layanan dalam menyediakan infrastruktur gas yang memadai dan ketahanan pasokan yang terjaga agar nilai lebih dari gas bumi dapat diserap pelanggan bisa optimal," ujarnya.
"Fajar Paper sebagai industri, erat kaitannya dengan dampak multiplier effect bagi masyarakat dan perekonomian. Di antaranya adalah penambahan lapangan kerja dan peningkatan daya saing produk dalam negeri," tambah dia.
Sementara itu, Fajar Paper merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi packaging kertas yang berkedudukan di Kabupaten Bekasi.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1988 dan memiliki delapan mesin kertas dengan kapasitas produksi sebesar 1,5 juta ton per tahun, dan memiliki satu anak perusahaan yang berada di Surabaya.
Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam kertas kemasan dari kertas daur ulang seperti, Coated Duplex, Container Board, dan White Liner Board.
Selain menggunakan kertas daur ulang, fasilitas-fasilitas di Fajar Paper juga mengedepankan aspek-aspek lingkungan dengan target zero waste.
Dari sisi untuk menunjang produksi, Fajar Paper menggunakan berbagai sumber energi yakni satu steam turbin dengan kapasitas 55 MW dan dua gas turbin dengan kapasitas 70 MW.
Fajar Paper akan mengoptimalkan dua gas turbin tersebut sehingga mengurangi beban emisi karbon batubara sesuai dengan anjuran pemerintah.
"Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada PGN. Hari ini kita melaksanakan PJBG yang akan dilanjutkan dengan proses gas in. Kami mengharapkan kerja sama ini berlanjut bukan hanya di Jakarta, tapi juga di Surabaya. Semoga titik terang kita dapatkan menjelang akhir tahun, supaya produksi bisa berjalan lancar," ujar Direktur Fajar Surya Wisesa, Yustinus Yusuf Kusumah.
Saat ini, PGN telah melayani kebutuhan gas bumi ke lebih dari 2.446 pelanggan industri di berbagai daerah. Dengan performa gas yang mengalir 24 jam dan harganya yang bersaing maka akan mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya.
PGN berharap benefit yang didapatkan dari penggunaan gas bumi dapat meningkatkan produktivitas industri dan berdaya saing, serta menjadi solusi energi yang bersih menuju target net zero emission pada 2060.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Direktur Sales dan Operasi PGN, Faris Aziz, dalam siaran persnya di Surabaya, Jumat, mengatakan penyaluran gas bumi tersebut merupakan kontrak jangka panjang sampai tahun 2035 yang diikat dalam Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG).
PJBG ditandatangani oleh Sonny Rahmawan Abdi selaku General Manager Sales and Operation Regional II PGN dan Yustinus Yusuf Kusumah selaku Direktur PT Fajar Surya Wisesa.
Ia mengatakan, pemenuhan gas ke Fajar Paper berasal dari dari portfolio alokasi pasokan Gas PT PGN Tbk di Jawa Bagian Barat yang disalurkan menggunakan pipa South Sumatera West Java (SSWJ) dan pipa distribusi dedicated hilir milik PT PGN Tbk.
Ke depan, Fajar Paper berencana melakukan pengembangan Gas Turbin dan satu unit Paper Mill sehingga penyaluran gas diharapkan akan meningkat menjadi 28-30 BBTUD.
"PGN akan menjaga performa layanan dalam menyediakan infrastruktur gas yang memadai dan ketahanan pasokan yang terjaga agar nilai lebih dari gas bumi dapat diserap pelanggan bisa optimal," ujarnya.
"Fajar Paper sebagai industri, erat kaitannya dengan dampak multiplier effect bagi masyarakat dan perekonomian. Di antaranya adalah penambahan lapangan kerja dan peningkatan daya saing produk dalam negeri," tambah dia.
Sementara itu, Fajar Paper merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi packaging kertas yang berkedudukan di Kabupaten Bekasi.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1988 dan memiliki delapan mesin kertas dengan kapasitas produksi sebesar 1,5 juta ton per tahun, dan memiliki satu anak perusahaan yang berada di Surabaya.
Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam kertas kemasan dari kertas daur ulang seperti, Coated Duplex, Container Board, dan White Liner Board.
Selain menggunakan kertas daur ulang, fasilitas-fasilitas di Fajar Paper juga mengedepankan aspek-aspek lingkungan dengan target zero waste.
Dari sisi untuk menunjang produksi, Fajar Paper menggunakan berbagai sumber energi yakni satu steam turbin dengan kapasitas 55 MW dan dua gas turbin dengan kapasitas 70 MW.
Fajar Paper akan mengoptimalkan dua gas turbin tersebut sehingga mengurangi beban emisi karbon batubara sesuai dengan anjuran pemerintah.
"Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada PGN. Hari ini kita melaksanakan PJBG yang akan dilanjutkan dengan proses gas in. Kami mengharapkan kerja sama ini berlanjut bukan hanya di Jakarta, tapi juga di Surabaya. Semoga titik terang kita dapatkan menjelang akhir tahun, supaya produksi bisa berjalan lancar," ujar Direktur Fajar Surya Wisesa, Yustinus Yusuf Kusumah.
Saat ini, PGN telah melayani kebutuhan gas bumi ke lebih dari 2.446 pelanggan industri di berbagai daerah. Dengan performa gas yang mengalir 24 jam dan harganya yang bersaing maka akan mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya.
PGN berharap benefit yang didapatkan dari penggunaan gas bumi dapat meningkatkan produktivitas industri dan berdaya saing, serta menjadi solusi energi yang bersih menuju target net zero emission pada 2060.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022