Wakil Wali Kota Surabaya Armuji menginginkan produksi tempe "Nggilis" di Kampung Tempe, Tenggilis Kauman, Kota Pahlawan, Jawa Timur, bisa mendunia.

"Kampung tempe nggilis merupakan salah satu ikon ekonomi kerakyatan di Surabaya. Harapannya yang namanya tempe nggilis ini bisa mendunia," kata Wawali Armuji saat melihat proses produksi di Kampung Tempeh Tenggilis Kauman, Surabaya, Rabu.

Ada sekitar 50 perajin tempe yang memproduksi tempe maupun olahan lainnya di Kampung Tenggilis Kauman. Selain warga yang memproduksi aktif, ada juga para perajin musiman yang bikin olahan tempe jika ada pesanan banyak.

Armuji menyampaikan agar para perajin juga mampu menjawab kebutuhan zaman, termasuk pemasaran lewat teknologi Informasi.

Saat itu, Armuji menyempatkan ngobrol dengan para pengrajin tempe. Para perajin di kampung tempe tersebut mengaku untuk menjalankan usahanya masih menggunakan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).

"Seharusnya sudah pakai NIB (Nomor Induk Berusaha) semua untuk mendukung kelengkapan berusaha dan memperluas jangkauan permodalan," ujar Cak Ji sapaan lekat Armuji.

Terkait Tempe, Armuji mempunyai kenangan tersendiri dan menyebutnya sebagai makanan rakyat. Sejak dari kecil, kata dia, tempe senantiasa menemaninya dan dinilai memiliki kandungan protein yang tinggi.

"Mulai dari masyarakat, pengusaha dan kalangan manapun pasti akrab dengan tempe," kata dia.

Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat Khozin mengatakan, perajin telah memproduksi tempe secara turun temurun.

"Kami berharap agar Pemkot Surabaya memberikan perhatian terhadap esksistensi pengrajin tempe di Tenggilis Kauman ini," kata dia.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022