Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, menyiapkan sebanyak 1.000 paket daging kurban hasil penyembelihan dalam rangka Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah untuk anak-anak setempat yang mengalami stunting atau kekerdilan.
"Daging kurban pada Idul Adha tahun ini juga dibagikan untuk anak yang mengalami stunting di Kota Madiun. Jumlahnya sekitar 1.000 paket. Kita kirimkan ke rumah masing-masing penerima," kata Wali Kota Madiun Maidi saat kegiatan penyerahan secara simbolis hewan kurban ke sejumlah pondok pesantren dan panti asuhan di rumah dinas setempat, Sabtu.
Menurut dia, upaya pembagian daging kurban bagi anak dengan kasus stunting tersebut sebagai bentuk kepedulian pemkot kepada warganya.
Selain untuk anak stunting, daging kurban juga diutamakan untuk warga yang tidak mampu dan anak yatim.
Pada Idul Adha tahun 2022 ini Pemkot Madiun menyembelih 4 ekor sapi dan 10 ekor kambing. Sapi-sapi tersebut disembelih secara terpisah, yakni 2 ekor di Masjid Agung, 1 ekor di Ponpes Az zahro di lingkungan Balai Kota Madiun, dan 1 ekor di rumah dinas wali kota. Sedangkan 10 ekor kambing seluruhnya akan dibagikan ke yayasan panti asuhan.
Adapun, pemisahan lokasi penyembelihan tersebut untuk menghindari kerumunan dan pemerataan pembagian. Sistem pembagian dagingnya diantar ke rumah masing-masing penerima yang telah terdaftar oleh panitia dengan tujuan agar tidak terjadi kerumunan serta mencegah penyebaran COVID-19.
"Sapi dan kambing yang akan dikurbankan harus sehat. Sudah dicek oleh dokter hewan dan sehat semua," kata dia.
Selain itu, pihaknya juga meminta warga penerima daging kurban agar tidak menjualnya ke orang lain. Melainkan dimasak dan dikonsumsi sendiri bersama keluarga. Sebab, daging tersebut menjadi salah satu sumber protein yang bisa meningkatkan imun warga di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini.
Wali Kota juga mengimbau masyarakat tetap mengedepankan protokol kesehatan. Sebab keberadaan ancaman COVID-19 juga masih perlu diwaspadai saat ini. Karena itu, masyarakat, khususnya bagi petugas penyembelihan hewan kurban diminta untuk mengedepankan protokol kesehatan.
"Tetap pakai masker dan sarung tangan. Paling tidak, bisa untuk meminimalkan penularan jika ada kasus," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Daging kurban pada Idul Adha tahun ini juga dibagikan untuk anak yang mengalami stunting di Kota Madiun. Jumlahnya sekitar 1.000 paket. Kita kirimkan ke rumah masing-masing penerima," kata Wali Kota Madiun Maidi saat kegiatan penyerahan secara simbolis hewan kurban ke sejumlah pondok pesantren dan panti asuhan di rumah dinas setempat, Sabtu.
Menurut dia, upaya pembagian daging kurban bagi anak dengan kasus stunting tersebut sebagai bentuk kepedulian pemkot kepada warganya.
Selain untuk anak stunting, daging kurban juga diutamakan untuk warga yang tidak mampu dan anak yatim.
Pada Idul Adha tahun 2022 ini Pemkot Madiun menyembelih 4 ekor sapi dan 10 ekor kambing. Sapi-sapi tersebut disembelih secara terpisah, yakni 2 ekor di Masjid Agung, 1 ekor di Ponpes Az zahro di lingkungan Balai Kota Madiun, dan 1 ekor di rumah dinas wali kota. Sedangkan 10 ekor kambing seluruhnya akan dibagikan ke yayasan panti asuhan.
Adapun, pemisahan lokasi penyembelihan tersebut untuk menghindari kerumunan dan pemerataan pembagian. Sistem pembagian dagingnya diantar ke rumah masing-masing penerima yang telah terdaftar oleh panitia dengan tujuan agar tidak terjadi kerumunan serta mencegah penyebaran COVID-19.
"Sapi dan kambing yang akan dikurbankan harus sehat. Sudah dicek oleh dokter hewan dan sehat semua," kata dia.
Selain itu, pihaknya juga meminta warga penerima daging kurban agar tidak menjualnya ke orang lain. Melainkan dimasak dan dikonsumsi sendiri bersama keluarga. Sebab, daging tersebut menjadi salah satu sumber protein yang bisa meningkatkan imun warga di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini.
Wali Kota juga mengimbau masyarakat tetap mengedepankan protokol kesehatan. Sebab keberadaan ancaman COVID-19 juga masih perlu diwaspadai saat ini. Karena itu, masyarakat, khususnya bagi petugas penyembelihan hewan kurban diminta untuk mengedepankan protokol kesehatan.
"Tetap pakai masker dan sarung tangan. Paling tidak, bisa untuk meminimalkan penularan jika ada kasus," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022