Kementerian Agama (Kemenag) Kota Madiun, Jawa Timur, mengajak masyarakat setempat untuk menghormati perbedaan penetapan perayaan Idul Adha 1443 Hijriah antara pemerintah dengan ormas Muhammadiyah.
Kepala Kemenag Kota Madiun Abdul Wahid mengatakan, sesuai ketentuan, Muhammadiyah akan merayakan Idul Adha 1443 H lebih awal satu hari dari penetapan pemerintah, yakni pada Hari Sabtu tanggal 9 Juli 2022, sama dengan Arab Saudi. Sedangkan pemerintah menetapkan perayaan Idul Adha 1443 H jatuh pada hari Minggu tanggal 10 Juli 2022 berdasarkan sidang isbat yang telah dilakukan.
"Kami minta masyarakat saling menghormati perbedaan yang ada. Tidak perlu bingung dan diperdebatkan. Yang melaksanakan Sabtu, monggo. Yang mau hari Minggu ya monggo. Keduanya memiliki dasar hukum yang benar," ujar Abdul Wahid di Madiun, Kamis.
Meski berbeda, pihaknya berharap, baik jamaah Muhammadiyah, NU, maupun masyarakat secara umum, dapat merayakan Idul Adha tahun ini dengan lancar dan aman.
Selain meminta untuk saling menghormati, Abdul Wahid juga mengimbau masyarakat tetap mengedepankan protokol kesehatan. Selain kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan kurban, keberadaan ancaman COVID-19 juga masih perlu diwaspadai.
Oleh karena itu, masyarakat, khususnya bagi petugas penyembelihan hewan kurban diminta untuk mengedepankan protokol kesehatan.
"Tetap pakai masker dan sarung tangan. Paling tidak, bisa untuk meminimalkan penularan jika ada kasus," katanya.
Terkait kasus PMK, ia juga meminta masyarakat jeli dan selektif dalam memilih hewan kurban. Hal itu penting mengingat sudah ada temuan delapan ekor kambing terindikasi terpapar PMK saat pemeriksaan petugas di pedagang hewan kurban musiman di Kota Madiun beberapa hari yang lalu.
"Kasus PMK di Kota Madiun memang tidak banyak. Namun tentu saja ini tetap harus diwaspadai," kata dia.
Abdul Wahid mengimbau masyarakat untuk memilih hewan kurban yang benar-benar sehat. Bahkan kalau perlu berkoordinasi dengan tim kesehatan hewan Pemkot Madiun untuk melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.
Meski demikian, pihaknya yakin bahwa secara umum keberadaan hewan kurban di Kota Madiun sehat. Sebab, petugas sudah beberapa kali melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban, baik yang di tempat penjual musiman maupun peternak yang ada.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kepala Kemenag Kota Madiun Abdul Wahid mengatakan, sesuai ketentuan, Muhammadiyah akan merayakan Idul Adha 1443 H lebih awal satu hari dari penetapan pemerintah, yakni pada Hari Sabtu tanggal 9 Juli 2022, sama dengan Arab Saudi. Sedangkan pemerintah menetapkan perayaan Idul Adha 1443 H jatuh pada hari Minggu tanggal 10 Juli 2022 berdasarkan sidang isbat yang telah dilakukan.
"Kami minta masyarakat saling menghormati perbedaan yang ada. Tidak perlu bingung dan diperdebatkan. Yang melaksanakan Sabtu, monggo. Yang mau hari Minggu ya monggo. Keduanya memiliki dasar hukum yang benar," ujar Abdul Wahid di Madiun, Kamis.
Meski berbeda, pihaknya berharap, baik jamaah Muhammadiyah, NU, maupun masyarakat secara umum, dapat merayakan Idul Adha tahun ini dengan lancar dan aman.
Selain meminta untuk saling menghormati, Abdul Wahid juga mengimbau masyarakat tetap mengedepankan protokol kesehatan. Selain kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan kurban, keberadaan ancaman COVID-19 juga masih perlu diwaspadai.
Oleh karena itu, masyarakat, khususnya bagi petugas penyembelihan hewan kurban diminta untuk mengedepankan protokol kesehatan.
"Tetap pakai masker dan sarung tangan. Paling tidak, bisa untuk meminimalkan penularan jika ada kasus," katanya.
Terkait kasus PMK, ia juga meminta masyarakat jeli dan selektif dalam memilih hewan kurban. Hal itu penting mengingat sudah ada temuan delapan ekor kambing terindikasi terpapar PMK saat pemeriksaan petugas di pedagang hewan kurban musiman di Kota Madiun beberapa hari yang lalu.
"Kasus PMK di Kota Madiun memang tidak banyak. Namun tentu saja ini tetap harus diwaspadai," kata dia.
Abdul Wahid mengimbau masyarakat untuk memilih hewan kurban yang benar-benar sehat. Bahkan kalau perlu berkoordinasi dengan tim kesehatan hewan Pemkot Madiun untuk melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.
Meski demikian, pihaknya yakin bahwa secara umum keberadaan hewan kurban di Kota Madiun sehat. Sebab, petugas sudah beberapa kali melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban, baik yang di tempat penjual musiman maupun peternak yang ada.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022