Pemerintah Kota Surabaya dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memastikan program menebus ijazah milik ratusan pelajar SMA sederajat yang ditahan pihak sekolah karena menunggak pembayaran SPP tepat sasaran.
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji di Surabaya, Kamis, mengatakan pemkot dan Baznas baru-baru ini telah menebus sebanyak 729 ijazah pelajar SMA tahun 2020–2021 yang sebelumnya ditahan pihak sekolah lantaran para pelajar masih memiliki tunggakan administrasi sumbangan pembinaan pendidikan (SPP).
"Total biaya yang dianggarkan untuk menebus ijazah 729 pelajar dari 25 sekolah itu mencapai Rp1,7 miliar," katanya.
Menurut Armuji, anggaran senilai Rp1,7 miliar yang digunakan Baznas untuk menebus ijazah berasal dari zakat yang dibayarkan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkot Surabaya..
Pemkot Surabaya saat ini masih terus mendata ijazah pelajar asal Surabaya yang masih tertahan di sekolahnya.
Menurut wawali, dengan adanya program tebus ijazah ini, masyarakat akan terbantu mengingat ijazah SMA dan SMK dipergunakan sebagai persyaratan melamar pekerjaan. "Jangan sampai karena tidak bisa menunjukkan ijazah akhirnya menganggur dan tidak bekerja," kata Armuji.
Wawali menjelaskan untuk pengusulan tebus ijazah bisa dilakukan melalui kelurahan, kecamatan atau datang langsung ke kantor Baznas Surabaya di Jalan Medokan Asri Baru X No 19 Kecamatan Rungkut, Surabaya, dengan ketentuan mengisi formulir yang disediakan serta melampirkan bukti status masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Saya juga mengucapkan terima kasih atas kesukarelaan teman-teman ASN yang berkenan menyisihkan 2,5 persen dari gajinya untuk membantu masyarakat Surabaya yang membutuhkan," katanya.
Ia juga menyampaikan selain tebus ijazah, melalui Baznas Surabaya juga terdapat bantuan kursi roda serta paket sembako bagi warga tidak mampu.
"Sinergi Pemkot Surabaya dan Baznas sangat positif untuk membantu kesulitan warga," demikian Armuji.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji di Surabaya, Kamis, mengatakan pemkot dan Baznas baru-baru ini telah menebus sebanyak 729 ijazah pelajar SMA tahun 2020–2021 yang sebelumnya ditahan pihak sekolah lantaran para pelajar masih memiliki tunggakan administrasi sumbangan pembinaan pendidikan (SPP).
"Total biaya yang dianggarkan untuk menebus ijazah 729 pelajar dari 25 sekolah itu mencapai Rp1,7 miliar," katanya.
Menurut Armuji, anggaran senilai Rp1,7 miliar yang digunakan Baznas untuk menebus ijazah berasal dari zakat yang dibayarkan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkot Surabaya..
Pemkot Surabaya saat ini masih terus mendata ijazah pelajar asal Surabaya yang masih tertahan di sekolahnya.
Menurut wawali, dengan adanya program tebus ijazah ini, masyarakat akan terbantu mengingat ijazah SMA dan SMK dipergunakan sebagai persyaratan melamar pekerjaan. "Jangan sampai karena tidak bisa menunjukkan ijazah akhirnya menganggur dan tidak bekerja," kata Armuji.
Wawali menjelaskan untuk pengusulan tebus ijazah bisa dilakukan melalui kelurahan, kecamatan atau datang langsung ke kantor Baznas Surabaya di Jalan Medokan Asri Baru X No 19 Kecamatan Rungkut, Surabaya, dengan ketentuan mengisi formulir yang disediakan serta melampirkan bukti status masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Saya juga mengucapkan terima kasih atas kesukarelaan teman-teman ASN yang berkenan menyisihkan 2,5 persen dari gajinya untuk membantu masyarakat Surabaya yang membutuhkan," katanya.
Ia juga menyampaikan selain tebus ijazah, melalui Baznas Surabaya juga terdapat bantuan kursi roda serta paket sembako bagi warga tidak mampu.
"Sinergi Pemkot Surabaya dan Baznas sangat positif untuk membantu kesulitan warga," demikian Armuji.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022