Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengajak warga Kota Pahlawan untuk merawat, memelihara, dan menjaga makam dan petilasan leluhur.

"Generasi muda harus tahu sejarah. Jangan melupakan sejarah karena itu bisa membuat kita tidak tahu arah," katanya di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.

Di Kota Surabaya, ada Makam Sawunggaling di kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri; Makam Eyang Yudo Kardono di Jalan Cempaka, Kecamatan Tegalsari; Makam Joko Jumput di Jalan Praban, Kecamatan Bubutan; serta Makam Mbah Buyut Tondo dan Joglo Cak Markeso di Kampung Ketandan, Kecamatan Tegalsari.

Armuji mengatakan bahwa leluhur yang dimakamkan di permakaman-permakaman tersebut berperan dalam "babat alas", pembukaan lahan baru, dan pengembangan wilayah Surabaya.

Menurut dia, Raden Sawunggaling dan Eyang Yudo Kardono merupakan leluhur yang berperan dalam pembukaan dan pengembangan wilayah Surabaya.

Armuji mengatakan bahwa pada tahun 2014, pada masa pemerintahan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Makam Yudo Kardono ditetapkan sebagai cagar budaya.

"Sekarang kita teruskan dengan melestarikan cagar budaya beserta tradisi yang hidup di tengah masyarakat sekitarnya," kata Armuji.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno berharap pemerintah kota memperhatikan perawatan situs-situs bersejarah, termasuk makam dan petilasan lelulur, di Surabaya.

"Salah satu makam yang perlu mendapat perhatian adalah Makam Joko Jumput. Joko Jumput disebut sebagai tokoh sejarah yang 'babat alas' Surabaya. Yang selama ini kompleks makamnya belum pernah tersentuh Pemkot Surabaya," kata dia.

Sebagai warga asli Surabaya, Anas Karno berharap kompleks makam itu dijadikan sebagai kawasan cagar budaya agar lebih terawat.

"Supaya warga Surabaya tahu kalau di sini ada makam sejarah yang 'babat alas' Surabaya. Kalau sekarang ini saya yakin banyak warga yang tidak tahu. Apalagi keberadaannya dihimpit oleh dua toko sepatu," kata dia.(*)

 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022