Kepolisian Resor Situbondo, Jawa Timur, terus melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap penyebaran radikalisme di kalangan mahasiswa.

Kapolres Situbondo AKBP Andi Sinjaya mengemukakan banyak faktor masuknya paham radikal ke lingkungan kampus, salah satunya melalui sosial media.

Menurut ia, hampir semua mahasiswa atau generasi milenial memiliki gawai sehingga mudah menerima informasi dan kajian-kajian yang mengarah ke paham radikal.

"Mahasiswa juga punya rasa ingin tahu yang tinggi dan mereka mau membuka diri terhadap berbagai informasi," kata Kapolres pada acara sarasehan yang diikuti oleh hampir seluruh mahasiswa Universitas Abdurrachman Saleh (Unars) Situbondo, Selasa.

Ia menjelaskan tugas pokok dan fungsi adalah memelihara kamtibmas, melindungi dan penegakan. Terkait radikalisme, tidak harus disangkut-pautkan dengan agama, namun lebih ke pola pikir.

Untuk mengantisipasi hal ini, Kapolres berharap pihak kampus memiliki regulasi yang bernuansa bela negara dan cinta tanah air. Selain itu, juga bekerja sama dengan instansi terkait untuk mencegah radikalisme di lingkungan kampus.

"Pihak kampus juga harus memberikan dukungan positif untuk organisasi kemahasiswaan yang kompetitif, serta kegiatan mahasiswa yang dapat meningkatkan kecintaan terhadap NKRI," tuturnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Abdurachman Saleh Situbondo Karnadi menyampaikan terima kasih kepada Kapolres Situbondo yang telah menyelenggarakan sarasehan sebagai upaya meningkatkan kecintaan terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Karena dengan meningkatkan kecintaan terhadap NKRI, paham radikalisme tidak mudah masuk di lingkungan manapun termasuk kampus," ucapnya.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022