Presiden Joko Widodo menyebut peringatan Nuzulul Quran sebagai momentum untuk memperkuat kebersamaan dalam keragaman di Indonesia.
"Saya mengajak umat Islam untuk menjadikan peringatan Nuzulul Quran ini sebagai momentum untuk memperkuat kebersamaan dalam keragaman yang sangat dibutuhkan dalam mewujudkan negeri dan bangsa yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur," kata Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutan secara virtual dalam acara Peringatan Nuzulul Quran tingkat kenegaraan 1443 Hijriah yang ditayangkan di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa.
Presiden Jokowi menyebut peringatan Nuzulul Quran merupakan salah satu keistimewaan bulan Ramadhan sehingga umat Islam dapat mengingat diturunkannya Al-Quran kitab suci umat Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi hidup dan kehidupan manusia.
"Al-Quran merupakan mukjizat dari Allah SWT yang tidak ada keraguan di dalamnya. Al-Quran adalah petunjuk dan pembeda antara yang hak dan yang batil. Sebagai peringatan, sebagai rahmat, sebagai penjelas, sebagai berita gembira, dan bahkan sebagai obat bagi hati yang sedang duka dan sakit," ungkap Presiden.
Sebagai bangsa yang berketuhanan, Presiden Jokowi mengatakan bahwa umat Muslim dituntut untuk percaya dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu, konsekuensi dari beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah harus menerima dengan lapang dada bahwa keberagaman ini merupakan kehendak Allah SWT.
"Al-Quran menegaskan bahwa keanekaragaman yang terjadi pada berbagai makhluk Tuhan pada hakikatnya merupakan sunnatullah, sebuah ketetapan Allah SWT., sebuah skenario Allah SWT.," tambah Presiden.
Presiden juga menekankan pentingnya menjaga, merawat, dan mengelola dengan baik keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai anugerah dari Allah SWT.
"Jangan sampai ada di antara kita yang merasa lebih dari yang lain, merasa lebih baik dari yang lain, atau bahkan lebih suci dari yang lain. Kita mungkin berbeda dari yang lain, tapi bukan berarti kita merasa lebih dari yang lain," tambah Presiden.
Setiap elemen bangsa, menurut Presiden, diyakini memiliki kebaikan dan kelebihan masing-masing yang harus dimanfaatkan untuk kepentingan bersama.
"Kebaikan-kebaikan yang muncul dari berbagai elemen bangsa, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote yang sejatinya perlu dikedepankan untuk kepentingan bersama, dikontribusikan untuk kemanfaatan bersama," kata Presiden. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Saya mengajak umat Islam untuk menjadikan peringatan Nuzulul Quran ini sebagai momentum untuk memperkuat kebersamaan dalam keragaman yang sangat dibutuhkan dalam mewujudkan negeri dan bangsa yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur," kata Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutan secara virtual dalam acara Peringatan Nuzulul Quran tingkat kenegaraan 1443 Hijriah yang ditayangkan di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa.
Presiden Jokowi menyebut peringatan Nuzulul Quran merupakan salah satu keistimewaan bulan Ramadhan sehingga umat Islam dapat mengingat diturunkannya Al-Quran kitab suci umat Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi hidup dan kehidupan manusia.
"Al-Quran merupakan mukjizat dari Allah SWT yang tidak ada keraguan di dalamnya. Al-Quran adalah petunjuk dan pembeda antara yang hak dan yang batil. Sebagai peringatan, sebagai rahmat, sebagai penjelas, sebagai berita gembira, dan bahkan sebagai obat bagi hati yang sedang duka dan sakit," ungkap Presiden.
Sebagai bangsa yang berketuhanan, Presiden Jokowi mengatakan bahwa umat Muslim dituntut untuk percaya dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu, konsekuensi dari beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah harus menerima dengan lapang dada bahwa keberagaman ini merupakan kehendak Allah SWT.
"Al-Quran menegaskan bahwa keanekaragaman yang terjadi pada berbagai makhluk Tuhan pada hakikatnya merupakan sunnatullah, sebuah ketetapan Allah SWT., sebuah skenario Allah SWT.," tambah Presiden.
Presiden juga menekankan pentingnya menjaga, merawat, dan mengelola dengan baik keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai anugerah dari Allah SWT.
"Jangan sampai ada di antara kita yang merasa lebih dari yang lain, merasa lebih baik dari yang lain, atau bahkan lebih suci dari yang lain. Kita mungkin berbeda dari yang lain, tapi bukan berarti kita merasa lebih dari yang lain," tambah Presiden.
Setiap elemen bangsa, menurut Presiden, diyakini memiliki kebaikan dan kelebihan masing-masing yang harus dimanfaatkan untuk kepentingan bersama.
"Kebaikan-kebaikan yang muncul dari berbagai elemen bangsa, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote yang sejatinya perlu dikedepankan untuk kepentingan bersama, dikontribusikan untuk kemanfaatan bersama," kata Presiden. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022