Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur K.H. Hasan Mutawakkil Alallah meminta ulama dan umara (pemerintah) di Kota Surabaya dapat bersinergi dalam mendampingi masyarakat menuju kota mega metropolitan dan Indonesia maju.
"Di sini perlu keterpaduan ulama dan umara dalam mendampingi umat agar semakin nyata manfaatnya menuju kota mega metropolitan dan Indonesia maju," kata Mutawakill saat sambutan di acara peresmian kantor baru MUI Kota Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, di era modern saat ini Kota Surabaya yang juga menjadi kota perniagaan terbesar di Indonesia Timur memiliki momen penting jika ibu kota dipindah di Kalimantan yang infrastrukturnya belum lengkap.
"Maka ini momen Kota Surabaya menjadi pusat perdagangan, sehingga kota ini bisa diprediksikan menjadi kota mega metropolitan dengan harus tetap mempertahankan budaya dan karakternya," katanya.
Selain itu, Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo ini juga menjelaskan bahwa Kota Surabaya sangat bersejarah dalam perjalanan negara Indonesia, salah satunya adalah dengan pertempuran 10 November.
Hal tersebut, lanjut dia, berdampak pada budaya dan karakter Kota Surabaya yang sangat kuat. Namun hal ini menjadi masalah besar jika Kota Pahlawan itu tidak memiliki pondasi yang kuat.
"Di sinilah pentingnya organisasi sipil Islam untuk mempertahankan budaya dan karakter Kota Surabaya di tengah modernitas. Maka kita wajib mendukung dan membantu MUI," katanya.
Terakhir, Mutawakill mengatakan atas nama MUI Jawa Timur berbangga dan berbahagia setelah dalam hitungan hari peresmian pemancangan papan nama kantor MUI Jawa Timur yang baru, kemudian disusul MUI Kota Surabaya peresmian kantor barunya.
Acara peresmian kantor baru MUI Kota Surabaya di Jalan Yasan Praja No 20, Bubutan, Kota Surabaya tersebut turut dihadiri oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Ketua Umum MUI Kota Surabaya K.H. Abd Muhith Murtadlo dan Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kota Surabaya H Pardi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Di sini perlu keterpaduan ulama dan umara dalam mendampingi umat agar semakin nyata manfaatnya menuju kota mega metropolitan dan Indonesia maju," kata Mutawakill saat sambutan di acara peresmian kantor baru MUI Kota Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, di era modern saat ini Kota Surabaya yang juga menjadi kota perniagaan terbesar di Indonesia Timur memiliki momen penting jika ibu kota dipindah di Kalimantan yang infrastrukturnya belum lengkap.
"Maka ini momen Kota Surabaya menjadi pusat perdagangan, sehingga kota ini bisa diprediksikan menjadi kota mega metropolitan dengan harus tetap mempertahankan budaya dan karakternya," katanya.
Selain itu, Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo ini juga menjelaskan bahwa Kota Surabaya sangat bersejarah dalam perjalanan negara Indonesia, salah satunya adalah dengan pertempuran 10 November.
Hal tersebut, lanjut dia, berdampak pada budaya dan karakter Kota Surabaya yang sangat kuat. Namun hal ini menjadi masalah besar jika Kota Pahlawan itu tidak memiliki pondasi yang kuat.
"Di sinilah pentingnya organisasi sipil Islam untuk mempertahankan budaya dan karakter Kota Surabaya di tengah modernitas. Maka kita wajib mendukung dan membantu MUI," katanya.
Terakhir, Mutawakill mengatakan atas nama MUI Jawa Timur berbangga dan berbahagia setelah dalam hitungan hari peresmian pemancangan papan nama kantor MUI Jawa Timur yang baru, kemudian disusul MUI Kota Surabaya peresmian kantor barunya.
Acara peresmian kantor baru MUI Kota Surabaya di Jalan Yasan Praja No 20, Bubutan, Kota Surabaya tersebut turut dihadiri oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Ketua Umum MUI Kota Surabaya K.H. Abd Muhith Murtadlo dan Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kota Surabaya H Pardi. (*)
Editor : Slamet Hadi Purnomo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022