Perpustakaan Britania Raya di Eropa, British Library, menggandeng sejumlah peneliti lokal untuk melakukan digitalisasi naskah kuno di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dan sekitarnya. Program Arsip yang Terancam Punah (Endangered Archives Program/(EAP) ini dilaksanakan selama satu tahun.
"Sebenarnya program digitalisasi naskah kuno ini sudah dimulai sejak Agustus tahun lalu dan berakhir sampai Agustus tahun ini. Pada paruh pertama ini, kami fokus pada tahapan persiapan SDM," ujar Koordinator Peneliti Program EAP Banyuwangi Wiwin Indiarti dalam keterangannya di Banyuwangi, Senin.
Ia menjelaskan pada tahap awal dilakukan serangkaian workshop terhadap anggota tim, mulai tim peneliti, tim pemotretan dan pengisian metadata hingga agen lokal.
Workshop dilakukan untuk memastikan hasil yang didapat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh British Library. Program itu menargetkan pemotretan 80 naskah kuno yang ada di Banyuwangi dan kawasan Tapal Kuda, yakni Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Lumajang.
"Alhamdulillah sampai saat ini sudah lebih dari separuh target yang telah didigitalisasi," kata Wiwin.
Anggota peneliti lainnya Fiqru Mafar mengemukakan digitalisasi bertujuan melakukan penyelamatan terhadap naskah kuno yang rentan rusak.
"Dengan digitalisasi ini, naskah-naskah kuno yang rentan rusak dapat terselamatkan. Setidaknya data yang ada di dalam naskah tersebut. Sehingga memori kolektif masyarakat dalam naskah tersebut masih bisa diselamatkan," ujarnya.
Selain itu, juga bertujuan untuk menyebarluaskan pengetahuan yang terdapat dalam naskah-naskah langka itu.
"Jika selama ini hanya diakses secara terbatas, dengan digitalisasi ini, nantinya bisa diakses secara bebas melalui portal EAP. Kapan saja dan dimana saja," katanya.
Kegiatan digitalisasi ini pun disambut antusias oleh sejumlah pemilik naskah. Di antaranya adalah Suwarno dari Kampung Rejopuro, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah. Ia merasa senang naskah-naskah warisan para sesepuh yang disimpannya itu nanti bisa dibaca luas.
"Saya senang. Akhirnya yang membaca tidak hanya orang Rejopuro. Tapi, juga bisa dibaca oleh orang dari seluruh dunia. Semoga ini bermanfaat dan berkah," katanya.
Program ini juga bisa menjadi etalase untuk menunjukkan kekayaan intelektual dan tradisi leluhur ke dunia. Sehingga, nantinya bisa menggerakkan penelitian dan kunjungan terhadap harta karun yang tersimpan di daerah.
Dalam beberapa tahun terakhir, kekayaan naskah kuno di Banyuwangi mulai mendapat perhatian luas. Program digitalisasi kerap kali dilakukan oleh sejumlah lembaga nasional dan internasional. Selain itu, sejumlah penerbitan berbasis naskah kuno juga gencar dilakukan oleh perpustakaan daerah Banyuwangi. Bahkan, yang terbaru menerbitkan buku Katalog Naskah Kuno Banyuwangi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Sebenarnya program digitalisasi naskah kuno ini sudah dimulai sejak Agustus tahun lalu dan berakhir sampai Agustus tahun ini. Pada paruh pertama ini, kami fokus pada tahapan persiapan SDM," ujar Koordinator Peneliti Program EAP Banyuwangi Wiwin Indiarti dalam keterangannya di Banyuwangi, Senin.
Ia menjelaskan pada tahap awal dilakukan serangkaian workshop terhadap anggota tim, mulai tim peneliti, tim pemotretan dan pengisian metadata hingga agen lokal.
Workshop dilakukan untuk memastikan hasil yang didapat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh British Library. Program itu menargetkan pemotretan 80 naskah kuno yang ada di Banyuwangi dan kawasan Tapal Kuda, yakni Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Lumajang.
"Alhamdulillah sampai saat ini sudah lebih dari separuh target yang telah didigitalisasi," kata Wiwin.
Anggota peneliti lainnya Fiqru Mafar mengemukakan digitalisasi bertujuan melakukan penyelamatan terhadap naskah kuno yang rentan rusak.
"Dengan digitalisasi ini, naskah-naskah kuno yang rentan rusak dapat terselamatkan. Setidaknya data yang ada di dalam naskah tersebut. Sehingga memori kolektif masyarakat dalam naskah tersebut masih bisa diselamatkan," ujarnya.
Selain itu, juga bertujuan untuk menyebarluaskan pengetahuan yang terdapat dalam naskah-naskah langka itu.
"Jika selama ini hanya diakses secara terbatas, dengan digitalisasi ini, nantinya bisa diakses secara bebas melalui portal EAP. Kapan saja dan dimana saja," katanya.
Kegiatan digitalisasi ini pun disambut antusias oleh sejumlah pemilik naskah. Di antaranya adalah Suwarno dari Kampung Rejopuro, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah. Ia merasa senang naskah-naskah warisan para sesepuh yang disimpannya itu nanti bisa dibaca luas.
"Saya senang. Akhirnya yang membaca tidak hanya orang Rejopuro. Tapi, juga bisa dibaca oleh orang dari seluruh dunia. Semoga ini bermanfaat dan berkah," katanya.
Program ini juga bisa menjadi etalase untuk menunjukkan kekayaan intelektual dan tradisi leluhur ke dunia. Sehingga, nantinya bisa menggerakkan penelitian dan kunjungan terhadap harta karun yang tersimpan di daerah.
Dalam beberapa tahun terakhir, kekayaan naskah kuno di Banyuwangi mulai mendapat perhatian luas. Program digitalisasi kerap kali dilakukan oleh sejumlah lembaga nasional dan internasional. Selain itu, sejumlah penerbitan berbasis naskah kuno juga gencar dilakukan oleh perpustakaan daerah Banyuwangi. Bahkan, yang terbaru menerbitkan buku Katalog Naskah Kuno Banyuwangi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022