Wakil Wali Kota Surabaya Armuji meminta ada skala prioritas dari program bedah rumah tidak layak huni di Kota Pahlawan, Jawa Timur, menyusul adanya rumah ambruk yang selama tiga tahun masih dalam daftar tunggu perbaikan.

"Saya mendapatkan informasi ada rumah ambruk, namun selama tiga tahun masih dalam daftar tunggu. Oleh karena itu, saya minta rumah ambruk tersebut dijadikan prioritas mengingat kondisi tidak layak," kata Wakil Wali Kota (Wawali) Armuji di Surabaya, Jumat.

Adapun rumah ambruk tersebut adalah rumah milik Mukiyadi dan Abdul Wahib yang keduanya merupakan warga Manukan Kasman RT 07, RW 10, Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes, Surabaya.

Mendapati hal itu, Armuji meminta jajaran di Pemerintah Kota Surabaya untuk melaksanakan program bedah rumah untuk rumah tidak layak huni (Rutilahu) di dua rumah tersebut. 

Pada kesempatan itu, Wawali Armuji juga menyempatkan mengunjungi dua rumah tersebut. Kedatangan Armuji pada Kamis (17/3) di dampingi Lurah Manukan kulon Munir, Sekretaris Kecamatan Tandes, Ketua LPMK, Babinkamtibmas, Kasi Pol PP Kecamatan Tandes, Linmas Kelurahan Manukan kulon, Ketua RT.07 dan Ketua RW.10 Manukan Kasman.

"Selanjutnya, saya minta bisa disusun skala prioritas yang mana dahulu perlu dibangun berdasar kondisi rumahnya. Petugas di lapangan juga harus cermat," ujarnya.

Wawali Armuji menyebut Pemkot Surabaya menargetkan program perbaikan rumah tidak layak huni sebanyak 800 unit, sepanjang tahun 2022 ini. Setiap unit rutilahu, Pemkot Surabaya menyiapkan dana perbaikan sebesar Rp35 juta.

Adapun dasar hukum program rutilahu adalah Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 9 tahun 2022 Tentang Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Kota Surabaya. (*)

 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022