Aset PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim menembus nilai Rp100,72 triliun sesuai laporan kinerja keuangan tahun buku 2021, seiring kinerja positif yang dicatat secara year on year (YoY).

Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman di Surabaya, Selasa, mengatakan catatan aset tersebut tumbuh sebesar 20,45 persen dengan laba bersih tercatat Rp1,52 triliun atau tumbuh 2,29 persen (YoY). Sedangkan sebelumnya pada Desember 2020 aset Bank Jatim tercatat Rp83,62 triliun dengan laba bersih tercatat Rp1,49 triliun.

"Kami bersyukur masih bisa menunjukkan performa luar biasa dan tumbuh bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Bahkan jika dibandingkan dengan kinerja industri perbankan secara nasional dan regional Jawa Timur, pertumbuhan kinerja kami berada di atas rata rata," kata Busrul.

Ia menyebut pencapaian tersebut didukung oleh pertumbuhan beberapa variabel, seperti Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencatatkan pertumbuhan 21,52 persen (YoY) yaitu sebesar Rp83,20 triliun.

"Pertumbuhan dana pihak ketiga yang signifikan tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat kepada kami meningkat," katanya.

Sementara itu, dari dari sisi pembiayaan Bank Jatim mampu mencatatkan pertumbuhan kredit yang positif yaitu tumbuh 3,06 persen (YoY) atau sebesar Rp42,75 triliun.

Kredit di sektor UMKM menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 11,07 persen (YoY) atau tercatat Rp7,55 triliun, sedangkan kredit komersial tercatat sebesar Rp10,46 triliun atau tumbuh 1,28 persen dan kredit di sektor konsumsi tercatat sebesar Rp24,74 triliun atau tumbuh 1,58 persen.

Komposisi rasio keuangan Bank Jatim periode Desember 2021, antara lain Return on Equity (ROE) sebesar 17,26 persen, Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,11 persen, dan Return On Asset (ROA) 2,05 persen.

Selama pandemi, Bank Jatim juga berpartisipasi mendukung program restrukturisasi kredit yang dicanangkan pemerintah, dan sampai Desember 2021 telah melakukan restrukturisasi kredit sebesar Rp3,19 triliun.

"Kami bersyukur bahwa tahun 2021 merupakan tahun yang berat bagi industri perbankan, karena pandemi COVID-19 melanda hampir seluruh belahan dunia, dan membuat sektor bisnis mengalami penurunan serta berdampak secara tidak langsung terhadap kinerja industri perbankan, namun kami masih mencatatkan pertumbuhan positif," katanya.

Ia berharap, pada tahun 2022 bank milik Pemprov Jatim tersebut diproyeksikan akan tetap tumbuh signifikan, karena adanya upaya digitaliasi, seperti JConnect yang merupakan layanan digital yang bertujuan untuk mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi perbankan.

"Target proyeksi kami di tahun 2022 untuk variabel aset tumbuh 9 sampai 10 persen, kemudian DPK juga sama yakni 9 sampai10 persen, dan pembiayaan diharapkan tumbuh 5 sampai 6 persen," katanya.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022