Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Zainudin Amali berpesan kepada pesepak bola Pratama Arhan yang akan melanjutkan karirnya di Liga 2 Jepang atau J2 League agar sering-sering memberi kabar ke pemain junior di Tanah Air.
"Pratama Arhan harus melakukannya agar menjadi inspirasi pemain muda Indonesia," ujar Menpora ditemui di Surabaya, Sabtu.
Menurut ZA, sapaan akrabnya, kabar dikontraknya Pratama Arhan oleh tim luar negeri membuat bangga persepakbolaan Indonesia sekaligus jadi motivasi, terutama bagi para pemain muda.
"Pemain-pemain muda harus bisa menjadikannya motivasi, bahwa kalau mampu bermain bagus, pasti ada klub luar negeri yang meliriknya," ucap dia.
Menpora juga yakin masih banyak pemain-pemain muda Indonesia yang memiliki kualitas dan tidak menutup kemungkinan bakal bermain di klub-klub luar negeri.
"Pratama Arhan semoga bisa bermain maksimal di negeri orang dan menjadi bintang di sana. Kami akan terus mendoakan agar karirnya cemerlang dan sesuai harapan," kata Menpora.
Sebelumnya, pengumuman perpindahan Pratama Arhan ke Tokyo Verdy dari PSIS Semarang keluar pada Rabu (16/2) dari masing-masing klub.
Arhan dikontrak Tokyo Verdy selama dua tahun, namun pihak PSIS menyebut tidak ada biaya untuk transfer tersebut alias gratis.
Tokyo Verdy merupakan salah satu klub tersukses di Jepang dengan mengumpulkan dua gelar juara J1 League, lima status kampiun Piala Emperor, enam trofi juara Piala J League dan satu kali juara Liga Champions Asia.
Klub yang saat berdiri (tahun 1969) bernama Yomiuri FC itu pertama kali terdegradasi ke J2 League pada tahun 2005 lantaran pada musim itu mereka menduduki posisi ke-17 (dari 18 tim) J1 League.
Namun, Tokyo Verdy kembali ke J1 League pada tahun 2008 sebelum terlempar lagi ke J2 League hingga saat ini. Arhan pun bertekad untuk membantu klub barunya itu kembali ke J1 League.
Pratama Arhan bukanlah pemain Indonesia pertama yang berkarier di Jepang. Sebelum dirinya, ada nama-nama seperti Ricky Yacobi, Irfan Bachdim dan Stefano Lilipaly yang pernah mengadu nasib di Negeri Sakura. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Pratama Arhan harus melakukannya agar menjadi inspirasi pemain muda Indonesia," ujar Menpora ditemui di Surabaya, Sabtu.
Menurut ZA, sapaan akrabnya, kabar dikontraknya Pratama Arhan oleh tim luar negeri membuat bangga persepakbolaan Indonesia sekaligus jadi motivasi, terutama bagi para pemain muda.
"Pemain-pemain muda harus bisa menjadikannya motivasi, bahwa kalau mampu bermain bagus, pasti ada klub luar negeri yang meliriknya," ucap dia.
Menpora juga yakin masih banyak pemain-pemain muda Indonesia yang memiliki kualitas dan tidak menutup kemungkinan bakal bermain di klub-klub luar negeri.
"Pratama Arhan semoga bisa bermain maksimal di negeri orang dan menjadi bintang di sana. Kami akan terus mendoakan agar karirnya cemerlang dan sesuai harapan," kata Menpora.
Sebelumnya, pengumuman perpindahan Pratama Arhan ke Tokyo Verdy dari PSIS Semarang keluar pada Rabu (16/2) dari masing-masing klub.
Arhan dikontrak Tokyo Verdy selama dua tahun, namun pihak PSIS menyebut tidak ada biaya untuk transfer tersebut alias gratis.
Tokyo Verdy merupakan salah satu klub tersukses di Jepang dengan mengumpulkan dua gelar juara J1 League, lima status kampiun Piala Emperor, enam trofi juara Piala J League dan satu kali juara Liga Champions Asia.
Klub yang saat berdiri (tahun 1969) bernama Yomiuri FC itu pertama kali terdegradasi ke J2 League pada tahun 2005 lantaran pada musim itu mereka menduduki posisi ke-17 (dari 18 tim) J1 League.
Namun, Tokyo Verdy kembali ke J1 League pada tahun 2008 sebelum terlempar lagi ke J2 League hingga saat ini. Arhan pun bertekad untuk membantu klub barunya itu kembali ke J1 League.
Pratama Arhan bukanlah pemain Indonesia pertama yang berkarier di Jepang. Sebelum dirinya, ada nama-nama seperti Ricky Yacobi, Irfan Bachdim dan Stefano Lilipaly yang pernah mengadu nasib di Negeri Sakura. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022