Para pemrotes pembatasan COVID-19 masih memblokade jalur perdagangan penting Kanada-Amerika Serikat pada Jumat (11/2), meskipun perintah pengadilan telah dikeluarkan untuk mengakhiri aksi tersebut.
Aksi blokade itu telah mengganggu industri otomotif di Amerika Utara.
Perdana Menteri Justin Trudeau telah berjanji kepada Presiden AS Joe Biden pihaknya akan melakukan tindakan cepat untuk mengakhiri krisis.
Sebelumnya pada hari yang sama, seorang hakim Kanada memerintahkan penghentian aksi blokade itu yang telah berlangsung empat hari di Ambassador Bridge, lintas perbatasan darat tersibuk di Amerika Utara.
Perintah penghentian itu berlaku pada Jumat pukul 19.00 Eastern Time (Sabtu, .07.00 WIB). Namun, lebih dari dua jam setelahnya, sekitar 200 demonstran, termasuk anak-anak, masih berkeliaran di pintu masuk jembatan itu sambil melambaikan bendera Kanada. Beberapa di antaranya bahkan menyalakan kembang api.
Polisi berkumpul di sebuah lahan parkir beberapa blok dari para demonstran. Mereka membagikan pamflet berisi peringatan sanksi di bawah perintah darurat Provinsi Ontario yang mulai berlaku pada tengah malam.
Trudeau sebelumnya mengatakan kepada awak media bahwa belum ada tindakan yang bisa dilakukan.
Perusahaan-perusahaan, termasuk Ford, telah mengalihkan pengiriman kargo untuk mengurangi kerugian di tengah pemangkasan produksi.
Hakim Pengadilan Tinggi Geoffrey Morawetz pada Jumat menyetujui permintaan asosiasi industri otomotif dan pemerintah Kota Windsor agar aksi protes dihentikan.
Para demonstran yang menduduki jalan-jalan menuju jembatan itu menyuarakan penentangan mereka.
"Kanada seharusnya menjadi negara bebas," kata Liz Vallee, seorang pengunjuk rasa dari Chatham, Ontario. "Ketika kebebasan terancam, kami harus membela diri."
Vallee mengatakan dia dan rekan-rekannya akan tetap berada di sana sampai semua pembatasan pandemi dicabut.
Para peserta aksi "Konvoi Kebebasan", yang diawali oleh protes para sopir truk Kanada terhadap mandat vaksin bagi pengemudi lintas batas, juga menduduki kawasan di luar gedung-gedung pemerintah di Ibu Kota Ottawa dan memblokade dua jalur lintas perbatasan dengan AS.
Protes tersebut telah menginspirasi aksi serupa di Prancis, Selandia Baru, Australia, dan AS.
Departemen Keamanan Dalam Negeri AS sedang berupaya untuk memastikan bahwa aksi "Konvoi Kebebasan" yang dijadwalkan berlangsung pada awal Maret di Washington, DC, "tidak mengganggu aktivitas perdagangan yang sah".
Tekanan AS
Presiden Biden selama pembicaraan telepon dengan Trudeau menyatakan keprihatinannya atas penutupan pabrik dan perlambatan produksi otomotif, kata Gedung Putih dalam pernyataan.
"Kedua pemimpin sepakat bahwa aksi-aksi individu yang mengganggu perjalanan dan perdagangan di antara kedua negara berdampak langsung secara signifikan pada kehidupan dan penghidupan masyarakat," bunyi pernyataan itu.
"Perdana Menteri menjanjikan tindakan cepat untuk menegakkan hukum, dan Presiden berterima kasih atas langkah-langkah yang diambil olehnya dan pemerintah Kanada untuk memulihkan jalur jembatan ke Amerika Serikat," menurut pernyataan itu.
Trudeau mengatakan kepada wartawan dia setuju dengan Biden bahwa blokade tersebut tidak dapat dilanjutkan.
"Segalanya masih mungkin terjadi karena aktivitas yang melawan hukum ini harus berakhir dan itu akan berakhir," kata Trudeau.
Pemerintah Biden telah mendesak Kanada untuk menggunakan kekuasaan federal untuk mengatasi blokade Ambassador Bridge, langkah yang tidak diambil oleh pemerintahan Trudeau.
Trudeau mengatakan pada Jumat pemerintahannya tidak secara serius mempertimbangkan pengerahan militer untuk menangani protes.
Para pejabat di Ontario, wilayah tempat polisi menghindari tindakan tegas untuk membubarkan demonstran, berencana meningkatkan tekanan pada Jumat dengan ancaman denda 100.000 dolar Kanada (Rp1,1 miliar) dan hukuman penjara hingga setahun kepada pembangkang.
Pemimpin Ontario Doug Ford mengatakan pengunjuk rasa harus memahami dengan jelas bahwa memblokade dan mengganggu pengiriman barang, orang, dan pelayanan adalah pelanggaran hukum dan bisa dipidana.
Polisi Windsor mengeluarkan peringatan penangkapan, tapi belum jelas apakah pihak berwenang benar-benar akan menjatuhkan denda atau hukuman dan kapan tindakan itu dilakukan.
Sumber: Reuters (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Aksi blokade itu telah mengganggu industri otomotif di Amerika Utara.
Perdana Menteri Justin Trudeau telah berjanji kepada Presiden AS Joe Biden pihaknya akan melakukan tindakan cepat untuk mengakhiri krisis.
Sebelumnya pada hari yang sama, seorang hakim Kanada memerintahkan penghentian aksi blokade itu yang telah berlangsung empat hari di Ambassador Bridge, lintas perbatasan darat tersibuk di Amerika Utara.
Perintah penghentian itu berlaku pada Jumat pukul 19.00 Eastern Time (Sabtu, .07.00 WIB). Namun, lebih dari dua jam setelahnya, sekitar 200 demonstran, termasuk anak-anak, masih berkeliaran di pintu masuk jembatan itu sambil melambaikan bendera Kanada. Beberapa di antaranya bahkan menyalakan kembang api.
Polisi berkumpul di sebuah lahan parkir beberapa blok dari para demonstran. Mereka membagikan pamflet berisi peringatan sanksi di bawah perintah darurat Provinsi Ontario yang mulai berlaku pada tengah malam.
Trudeau sebelumnya mengatakan kepada awak media bahwa belum ada tindakan yang bisa dilakukan.
Perusahaan-perusahaan, termasuk Ford, telah mengalihkan pengiriman kargo untuk mengurangi kerugian di tengah pemangkasan produksi.
Hakim Pengadilan Tinggi Geoffrey Morawetz pada Jumat menyetujui permintaan asosiasi industri otomotif dan pemerintah Kota Windsor agar aksi protes dihentikan.
Para demonstran yang menduduki jalan-jalan menuju jembatan itu menyuarakan penentangan mereka.
"Kanada seharusnya menjadi negara bebas," kata Liz Vallee, seorang pengunjuk rasa dari Chatham, Ontario. "Ketika kebebasan terancam, kami harus membela diri."
Vallee mengatakan dia dan rekan-rekannya akan tetap berada di sana sampai semua pembatasan pandemi dicabut.
Para peserta aksi "Konvoi Kebebasan", yang diawali oleh protes para sopir truk Kanada terhadap mandat vaksin bagi pengemudi lintas batas, juga menduduki kawasan di luar gedung-gedung pemerintah di Ibu Kota Ottawa dan memblokade dua jalur lintas perbatasan dengan AS.
Protes tersebut telah menginspirasi aksi serupa di Prancis, Selandia Baru, Australia, dan AS.
Departemen Keamanan Dalam Negeri AS sedang berupaya untuk memastikan bahwa aksi "Konvoi Kebebasan" yang dijadwalkan berlangsung pada awal Maret di Washington, DC, "tidak mengganggu aktivitas perdagangan yang sah".
Tekanan AS
Presiden Biden selama pembicaraan telepon dengan Trudeau menyatakan keprihatinannya atas penutupan pabrik dan perlambatan produksi otomotif, kata Gedung Putih dalam pernyataan.
"Kedua pemimpin sepakat bahwa aksi-aksi individu yang mengganggu perjalanan dan perdagangan di antara kedua negara berdampak langsung secara signifikan pada kehidupan dan penghidupan masyarakat," bunyi pernyataan itu.
"Perdana Menteri menjanjikan tindakan cepat untuk menegakkan hukum, dan Presiden berterima kasih atas langkah-langkah yang diambil olehnya dan pemerintah Kanada untuk memulihkan jalur jembatan ke Amerika Serikat," menurut pernyataan itu.
Trudeau mengatakan kepada wartawan dia setuju dengan Biden bahwa blokade tersebut tidak dapat dilanjutkan.
"Segalanya masih mungkin terjadi karena aktivitas yang melawan hukum ini harus berakhir dan itu akan berakhir," kata Trudeau.
Pemerintah Biden telah mendesak Kanada untuk menggunakan kekuasaan federal untuk mengatasi blokade Ambassador Bridge, langkah yang tidak diambil oleh pemerintahan Trudeau.
Trudeau mengatakan pada Jumat pemerintahannya tidak secara serius mempertimbangkan pengerahan militer untuk menangani protes.
Para pejabat di Ontario, wilayah tempat polisi menghindari tindakan tegas untuk membubarkan demonstran, berencana meningkatkan tekanan pada Jumat dengan ancaman denda 100.000 dolar Kanada (Rp1,1 miliar) dan hukuman penjara hingga setahun kepada pembangkang.
Pemimpin Ontario Doug Ford mengatakan pengunjuk rasa harus memahami dengan jelas bahwa memblokade dan mengganggu pengiriman barang, orang, dan pelayanan adalah pelanggaran hukum dan bisa dipidana.
Polisi Windsor mengeluarkan peringatan penangkapan, tapi belum jelas apakah pihak berwenang benar-benar akan menjatuhkan denda atau hukuman dan kapan tindakan itu dilakukan.
Sumber: Reuters (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022