Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menyatakan penataan kabel yang semrawut di kawasan wisata sejarah Kayutangan di Jalan Basuki Rahmat, Kota Malang, Jawa Timur membutuhkan biaya mencapai Rp10 miliar.

Wali Kota Malang Sutiaji di Kota Malang, Jumat, mengatakan pada kawasan wisata sejarah Kayutangan tersebut, Pemkot Malang berencana menata kabel-kabel dan memindahkannya di dalam tanah.

"Ternyata untuk menurunkan (kabel-kabel) itu membutuhkan pembiayaan Rp10 miliar," kata Sutiaji.

Sutiaji menjelaskan penataan kabel-kabel di sepanjang kawasan Kayutangan tersebut merupakan salah satu upaya Pemkot Malang mengembangkan salah satu destinasi wisata di wilayah itu.

Menurutnya, kabel-kabel itu akan ditanam agar pandangan di kawasan Kayutangan menjadi lebih indah dan tidak terganggu jaringan kabel. Kawasan Kayutangan saat ini tengah dibenahi untuk dijadikan salah satu titik wisata bertema heritage.

"Kabel-kabel itu harus masuk ke bawah agar pandangannya bagus," ujarnya.

Ia menambahkan pembongkaran gardu-gardu listrik di kawasan Kayutangan tersebut ternyata membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Pemkot Malang belum menganggarkan biaya penataan kabel listrik pada saat melakukan pemasangan lampu-lampu jalan.

"Pembongkaran gardu listrik itu butuh biaya tinggi. Kemarin tidak dianggarkan," ujarnya.

Dalam beberapa waktu terakhir, di kawasan tersebut telah terpasang lampu-lampu bernuansa klasik berwarna hijau tua dengan kombinasi emas di sepanjang jalan.

Ada sebanyak 95 lampu hias yang berjajar di sepanjang Jalan Basuki Rahmat tersebut. Pemasangan lampu hias itu membutuhkan dana sebanyak Rp1,4 miliar, turun dari anggaran yang direncanakan sebesar Rp2,9 miliar.

Rencana pengembangan kawasan Kayutangan, akan dijadikan wilayah yang menyerupai kawasan Malioboro di Yogyakarta, namun sesuai dengan karakteristik Kota Malang dan dikemas dalam konsep Malang City Heritage.

Koridor Kayutangan, atau yang saat ini lebih dikenal sebagai Jalan Basuki Rachmad dipilih karena memiliki nilai sejarah tinggi. Pengembangan kawasan itu untuk mewujudkan kawasan dengan warisan budaya yang menjadi destinasi wisata.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022