Direktur Kepatuhan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Achmad Solichin Lutfiyanto mengatakan pihaknya menyalurkan 80,5 persen dari total kreditnya untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Disampaikan oleh OJK pada 2024 kita harus capai 30 persen untuk porsi kredit untuk UMKM. Itu BRI pasti berkontribusi karena terakhir kredit untuk UMKM sudah 80,5 persen," kata Solichin dalam webinar "Tantangan Milenial Merebut Peluang Akses Pembiayaan dalam Ekosistem UMKM" yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Sampai September 2021 BRI memiliki lebih dari 13 juta nasabah UMKM dan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sekitar Rp140 triliun. Dengan demikian BRI berkontribusi sebesar 55 persen terhadap penyaluran KUR untuk UMKM nasional.
Salah satu wilayah yang mendapatkan penyaluran UMKM cukup besar dari BRI ialah Soloraya dan Yogyakarta, di mana kredit yang tersalurkan mencapai sekitar Rp40 triliun untuk 1,5 juta nasabah.
Namun, menurutnya, UMKM tidak sekadar perlu disalurkan uang tapi juga perlu diberdayakan agar layak mendapatkan dana dari perbankan.
"Kita harus melihat bahwa sebelum pembiayaan ada yang namanya pemberdayaan. Karena kalau untuk dapat pembiayaan syaratnya harus bankable, kalau tidak, tidak bisa dibiayai, sehingga kami bantu dulu UMKM di pemberdayaan," ucapnya.
Di samping terus berfokus menyalurkan kredit bagi UMKM, BRI juga melanjutkan aktivitas di bidang ekonomi hijau setelah menjadi salah satu perbankan pertama yang menerbitkan green bond senilai 500 juta dolar AS.
Selanjutnya BRI ingin menjadi emiten yang menerapkan ekonomi hijau terbaik di Indonesia dan di ASEAN melalui parameter dari Burse Efek Indonesia (BEI) dan Dow Jones Sustainability Index (DJSI).
"Kita akan mengarah ke sana agar BRI menjadi perwakilan Indonesia dalam konteks green economy di level perbankan Asia Pasifik," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Disampaikan oleh OJK pada 2024 kita harus capai 30 persen untuk porsi kredit untuk UMKM. Itu BRI pasti berkontribusi karena terakhir kredit untuk UMKM sudah 80,5 persen," kata Solichin dalam webinar "Tantangan Milenial Merebut Peluang Akses Pembiayaan dalam Ekosistem UMKM" yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Sampai September 2021 BRI memiliki lebih dari 13 juta nasabah UMKM dan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sekitar Rp140 triliun. Dengan demikian BRI berkontribusi sebesar 55 persen terhadap penyaluran KUR untuk UMKM nasional.
Salah satu wilayah yang mendapatkan penyaluran UMKM cukup besar dari BRI ialah Soloraya dan Yogyakarta, di mana kredit yang tersalurkan mencapai sekitar Rp40 triliun untuk 1,5 juta nasabah.
Namun, menurutnya, UMKM tidak sekadar perlu disalurkan uang tapi juga perlu diberdayakan agar layak mendapatkan dana dari perbankan.
"Kita harus melihat bahwa sebelum pembiayaan ada yang namanya pemberdayaan. Karena kalau untuk dapat pembiayaan syaratnya harus bankable, kalau tidak, tidak bisa dibiayai, sehingga kami bantu dulu UMKM di pemberdayaan," ucapnya.
Di samping terus berfokus menyalurkan kredit bagi UMKM, BRI juga melanjutkan aktivitas di bidang ekonomi hijau setelah menjadi salah satu perbankan pertama yang menerbitkan green bond senilai 500 juta dolar AS.
Selanjutnya BRI ingin menjadi emiten yang menerapkan ekonomi hijau terbaik di Indonesia dan di ASEAN melalui parameter dari Burse Efek Indonesia (BEI) dan Dow Jones Sustainability Index (DJSI).
"Kita akan mengarah ke sana agar BRI menjadi perwakilan Indonesia dalam konteks green economy di level perbankan Asia Pasifik," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021