Pimpinan DPRD Kota Surabaya mendorong pemerintah kota setempat membuat meseum di Kawasan Religi Sunan Ampel agar barang-barang berharga peneninggalan sejarah masa lalu tidak hilang.
Wakil Ketua DPRD Surabaya A.H. Thony di Surabaya, Minggu, mengatakan, museum tersebut bisa digunakan untuk wisata, ziarah dan juga sebagai tempat kajian sejarah.
"Jadi ada bukti-bukti benda purbakala yang mengintepretasikan masa lalu di Kota Pahlawan yang perlu dirawat," katanya.
Menurut dia, benda purbakala berupa dua struktur batu candi tersebut ditemukan di kawasan religi Sunan Ampel beberapa hari lalu. Batu yang tidak lazim dalam struktur candi berbahan batu andesit (padas) dengan panjang sekitar 80 sentimeter, lebar 60 sentimeter, ketebalan 20 sentimeter.
"Benda bersejarah tersebut diduga menjadi peninggalan pra Kerajaan Majapahit," ujarnya.
Menurut dia, batu-batu ini tidak pernah ditemukan di Surabaya. Untuk itu, ia mengapresiasi takmir dan pengurus kawasan Wisata Religi Ampel yang masih menjaga barang-barang yang dapat digunakan sebagai bahan penceritaan masa lalu.
Ia memperkirakan, bisa saja masjid itu berdiri di atas tempat suci umat Hindu. "Tapi kami mohon masyarakat tidak memandang sebagai upaya penghilangan bangunan suci ummat Hindu. Ini yang harus dikaji dan digali lebih dalam," katanya.
Thony mengatakan, benda-benda tersebut akan diidentifikasi oleh Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Surabaya dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan dalam waktu dekat ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Wakil Ketua DPRD Surabaya A.H. Thony di Surabaya, Minggu, mengatakan, museum tersebut bisa digunakan untuk wisata, ziarah dan juga sebagai tempat kajian sejarah.
"Jadi ada bukti-bukti benda purbakala yang mengintepretasikan masa lalu di Kota Pahlawan yang perlu dirawat," katanya.
Menurut dia, benda purbakala berupa dua struktur batu candi tersebut ditemukan di kawasan religi Sunan Ampel beberapa hari lalu. Batu yang tidak lazim dalam struktur candi berbahan batu andesit (padas) dengan panjang sekitar 80 sentimeter, lebar 60 sentimeter, ketebalan 20 sentimeter.
"Benda bersejarah tersebut diduga menjadi peninggalan pra Kerajaan Majapahit," ujarnya.
Menurut dia, batu-batu ini tidak pernah ditemukan di Surabaya. Untuk itu, ia mengapresiasi takmir dan pengurus kawasan Wisata Religi Ampel yang masih menjaga barang-barang yang dapat digunakan sebagai bahan penceritaan masa lalu.
Ia memperkirakan, bisa saja masjid itu berdiri di atas tempat suci umat Hindu. "Tapi kami mohon masyarakat tidak memandang sebagai upaya penghilangan bangunan suci ummat Hindu. Ini yang harus dikaji dan digali lebih dalam," katanya.
Thony mengatakan, benda-benda tersebut akan diidentifikasi oleh Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Surabaya dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan dalam waktu dekat ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021